Pertemuan tingkat Menteri Pertanian G20 di Jimbaran Bali atau Agriculture Ministers Meeting (AMM) berhasil mencapai konsensus untuk komitmen mengenai isu-isu strategis di bidang pertanian dan pangan. Para menteri berkomitmen untuk mewujudkan keseimbangan produksi dan perdagangan untuk menjamin kecukupan pangan.
Dipaparkan dalam pertemuan, tantangan perubahan iklim dampak pandemi covid-19 serta ketegangan geopolitik terus menjadi hambatan untuk mewujudkan keseimbangan produksi dan perdagangan pangan.
Konsesus diharapkan dapat menjadi solusi berkaitan food security, resiliency dan sustainable pertanian yang ada. Dalam hal ini, Indonesia melalui Kementerian Pertanian berkomitmen untuk mewujudkan kesepakatan yang dihasilkan dari G20 dengan berbagai kebijakan.
Tidak hanya menyangkut pertanian, dalam pertemuan juga menyoroti keseimbangan produksi pangan dari sektor peternakan. Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang sempat terjadi di dalam negeri menjadi sorotan negara-negara anggota G20.
Untuk itu, Kementerian Pertanian melalui Ditjen Program Keluarga Harapan (PKH) bertekad mengatasi wabah PMK ini secara tuntas sebagai pembuktian Indonesia di mata negara-negara G20.
Sementara itu untuk menunjang food estate dan juga komitmen ketahanan pangan, Kementan melalui Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) juga mengedepankan pemanfaatan teknologi tepat guna untuk mencapai target ketercukupan dan keseimbangan pangan dalam negeri.
Industri prasarana dan sarana pertanian juga menjadi perhatian utama. Momentum pertemuan ini benar-benar dimanfaatkan kementan untuk menyerap serta berbagai ilmu serta pengalaman kemajuan pertanian negara-negara G20.
Semua negara anggota sepakat ketahanan pangan merupakan hal yang sangat penting di masa depan.