Jakarta: TNI AD ditunjuk oleh Presiden Prabowo Subianto sebagai satgas penanganan jembatan rusak imbas bencana di Sumatra. Jembatan yang mendapatkan perhatian penuh untuk diperbaiki ialah Jembatan Bailey dan Aramco.
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak mengatakan, pihaknya telah menyiapkan 18 unit jembatan Bailey, di mana 14 unit berasal dari Kementerian Pekerjaan Umum (PU).
Hingga saat ini, tujuh jembatan Bailey telah selesai diperbaiki dan dipasang, enam dalam tahap pemasangan, lima sudah tiba di pelabuhan, dan sisanya masih dalam perjalanan atau terhalang pembenahan jalan.
Jika ketersediaan alat terpenuhi, khususnya Jembatan Bailey yang segera diadakan 50 unit sesuai perintah Presiden, target pada Januari 2026 adalah pemasangan 50 unit Bailey dan total hingga 100 jembatan (termasuk ARMCO). Namun, proses pengadaan ARMCO membutuhkan waktu karena harus melalui survei dan pengiriman dari pabrik.
Maruli mengakui tantangan berat dalam pengiriman dan pemasangan alat, lantaran sulitnya medan, kurangnya stok pabrik, dan hambatan logistik. Hal itu yang menuntut kerja luar biasa dari para anggota di lapangan.
"Persoalan seperti ini tidak akan selesai dengan menangis. Kita harus bekerja sama. Kita harus kompak semua. Kita perlu kasihan yang terkena bencana, kondisinya memang rumit," kata Jenderal Maruli, dikutip dari
Breaking News Metro TV, Jumat, 19 Desember 2025.
Maruli juga meminta dukungan moral kepada anggota TNI AD yang bekerja siang malam. Ia menceritakan adanya anggota TNI AD yang meninggal dalam tugas, serta anggota TNI AD yang keluarganya menjadi korban bencana.
Dia meminta agar kekurangan yang ditemukan di lapangan diinformasikan langsung kepada pihaknya, bukan diekspos melalui media sosial (medsos) tanpa konteks, untuk menjaga semangat dan moril anggota TNI AD yang telah bekerja keras di tengah kondisi sulit dan jauh dari layak.
(Aulia Rahmani Hanifa)