Pengrajin Kayu di Jepara Pertahankan Tradisi Meski Upah Tak Sebanding

31 May 2025 13:36

Para ibu-ibu rumah tangga di Desa Petekeyan Jepara, Jawa Tengah, mengisi kesehariannya sebagai pengukir kayu. Setiap harinya dengan tangan yang cekatan memainkan palu dan alat pahat ukir, mereka membuat mengukir sebilah papan sesuai dengan motif ukir yang sudah ditentukan. 

Umi Kulsum, salah satu pengukir wanita yang sudah menggeluti seni ukir kayu sejak kelas 3 SMP ini mengatakan bahwa belajar ukir turun-temurun dari sang ibu. Sudah hampir 25 tahun lebih, dirinya setiap hari berteman dengan palu dan pahat membantu perekonomian keluarganya.

Menurutnya, mengukir itu merupakan pekerjaan yang fleksibel dan bisa dikerjakan kapan saja. Untuk  setiap harinya, dirinya biasanya mengumpulkan upah antara Rp50.000-Rp60.000.

Meski upah tersebut tergolong kecil dari hasil karya ukir yang mereka buat, namun mereka tetap bersyukur. Meski demikian, mereka berharap pada pemerintah agar ukir Jepara bisa dikenal luas dan harga ukir kembali meningkat sehingga juga berdampak pada tarif ekonomi para pengungkir di Jepara.

Melihat kondisi dan sulitnya membuat karya ukir kayu, Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat (Rerie) akan mengupayakan kesejahteraan bagi para pengukir di Kabupaten Jepara dengan mendaftarkan ukir kayu Jepara sebagai warisan budaya tak beda dunia UNESCO. Melalui hal tersebut diharapkan kualitas dan kesejahteraan pengukir akan semakin bertambah.  
 

Baca juga: Kagumi Seni Ukir Jepara, Dubes Bosnia dan Herzegovina Dukung Usulan ke UNESCO

Saat berkunjung ke Desa Patekeyan, dirinya mencoba ikut mengukir. Saat mengukir, dirinya nampak agak kesusahan mengukir papan yang sudah diberi pola. 

Melihat susahnya mengukir sebilah papan kayu sesuai dengan motif yang ditentukan, dirinya merasa prihatin. Hal tersebut dikarenakan uang hasil jerih payah dari para pengukir tidak sesuai dengan hasil karya ukir yang mereka buat.

Maka dari itu, dengan kedatangan duta besar Bosnia dan Herzegovina untuk Indonesia, Armin Limo dalam rangka menyaksikan kekayaan tradisi seni ukir yang tumbuh dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, bisa memberikan narasi budaya yang akan diajukan ke UNESCO. Sekaligus mempererat kerja sama diplomatik kedua negara di bidang budaya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Anggie Meidyana)