Jakarta: Ketika mendengar kata "ular berbisa", sebagian besar dari kita pasti langsung teringat pada ular kobra. Wajar saja, karena kobra adalah salah satu jenis ular berbisa paling terkenal di Indonesia. Namun, kenyataannya, kobra bukan satu-satunya ular mematikan yang hidup di negeri ini. Ada puluhan jenis ular berbisa lainnya yang bisa ditemukan, bahkan di sekitar pemukiman warga.
Penting bagi kita untuk mengenali jenis-jenis ular ini. Bukan untuk menakuti, melainkan untuk mewaspadai dan mencegah risiko jika sewaktu-waktu harus berhadapan langsung. Berikut ini adalah 7 jenis ular berbisa yang umum dijumpai di Indonesia:
1. Kobra Jawa (Naja Sputatrix)
Dikenal juga dengan sebutan ular sendok atau ular dumung, ular ini memiliki ciri khas tudung di leher yang akan dikembangkan saat merasa terancam. Warna tubuhnya umumnya hitam mengilap dengan bagian bawah leher yang lebih terang.
Kobra Jawa dapat menyemprotkan bisa ke arah musuhnya, dan termasuk ular yang cukup agresif jika terganggu.
Habitat: area persawahan, ladang, dan sekitar pemukiman.
Penyebaran: Jawa, Bali, Madura, Lombok, hingga Flores.
2. Kobra Sumatera (Naja Sumatrana)
Jenis kobra lainnya yang juga mematikan. Ular ini dikenal dengan berbagai nama lokal, seperti ular biludak, tedung, hingga hentipeh pura. Seperti saudaranya dari Jawa, kobra ini juga mampu menyemburkan racun.
Warna tubuhnya hitam mengilap, dan kerap ditemukan di wilayah kebun sawit dan daerah pinggiran desa.
Penyebaran: Sumatera, Kalimantan, Bangka Belitung.
3. Weling (Bungarus Candidus)
Weling adalah ular yang terlihat cantik karena belang hitam-putih di tubuhnya. Tapi hati-hati, ini adalah salah satu ular paling berbisa di Indonesia. Racunnya menyerang sistem saraf dan dapat berakibat fatal.
Weling aktif pada malam hari (nokturnal) dan cenderung diam di siang hari.
Habitat: dekat sawah, sungai, dan pemukiman.
Penyebaran: Jawa, Sumatera, dan Bali.
4. Ular Tanah (Calloselasma Rhodostoma)
Dikenal dengan nama lokal Oray Gibuk, Oray Lemah, atau Bandotan Bendor, ular ini memiliki tubuh pendek dan gemuk dengan warna menyerupai daun kering sehingga membuatnya sulit dikenali di tanah.
Ular tanah sering bersembunyi di bawah tumpukan daun dan tanah yang lembap.
Habitat: ladang, hutan sekunder, dan kebun.
Penyebaran: Jawa, Madura, Kalimantan Barat, Bawean.
5. Viper Pohon Barat (Trimeresurus Albolabris)
Ular ini sering disebut Oray Hejo karena warna tubuhnya hijau terang yang sangat mirip dengan daun. Viper pohon sering kali berdiam diri di antara pepohonan dan sangat sulit dibedakan dari lingkungan sekitarnya.
Racunnya menyebabkan luka nekrotik yang merusak jaringan tubuh.
Habitat: hutan, ladang, dan pinggir hutan.
Penyebaran: Jawa Barat, Sumatera, Bangka.
6. Viper Russel Siam (Daboia Siamensis)
Dengan tubuh pendek dan gemuk, Bandotan Puspo memiliki motif bulatan besar berwarna coklat di tubuhnya. Saat merasa terancam, ular ini akan mendesis keras dan menggoyangkan ekornya. Sebuah peringatan bagi siapa pun yang mendekat.
Racunnya tergolong sangat berbahaya dan dapat menyebabkan pendarahan hebat.
Habitat: padang rumput, daerah berbatu, dan hutan terbuka.
Penyebaran: Jawa Timur, DIY, Flores, dan Lembata.
7. Death Adder Papua (Acanthophis laevis)
Meski lebih jarang terdengar, Death Adder Papua adalah salah satu ular paling mematikan di wilayah Timur Indonesia. Kepala segitiganya dan sisik menonjol di atas mata membuatnya terlihat garang.
Racun yang dimilikinya adalah jenis neurotoksin kuat, yang bisa melumpuhkan sistem saraf dalam waktu singkat.
Habitat: semak belukar dan daerah dataran rendah Papua.
Penyebaran: Papua dan Papua Barat.
Ribuan Kasus Gigitan Ular Terjadi Setiap Tahun
Menurut data Kementerian Kesehatan RI, Indonesia memiliki 370 jenis ular, di antaranya 77 spesies berbisa. Jumlah kasus gigitan ular di tanah air mencapai 130 ribu kasus per tahun, dengan korban meninggal dunia sekitar 50 hingga 100 orang.
Berikut beberapa data gigitan ular dari sejumlah provinsi:
- Jawa Barat: 350 kasus
- Sumatera Utara: 400 kasus
- Aceh: 250 kasus
- Jawa Timur: 400 kasus
- Kalimantan Barat: 100 kasus
- Papua: 29 kasus
Data tersebut menunjukkan bahwa ular berbisa bukan hanya persoalan di pedalaman atau hutan belantara, tetapi juga ancaman nyata di sekitar tempat tinggal kita.
Tetap Waspada, Jangan Panik
Ular berbisa bisa muncul kapan saja dan di mana saja. Oleh karena itu, penting untuk tidak panik saat melihat ular, dan yang lebih penting lagi adalah mengenali jenis-jenis ular tersebut. Hindari kontak langsung, dan segera hubungi petugas berwenang jika menemukan ular di lingkungan rumah.
Selalu jaga kebersihan lingkungan, hindari tumpukan barang, dan tutup celah masuk di rumah untuk mengurangi risiko ular masuk.
Semoga bermanfaat!
Jangan lupa tonton
MTVN Lens lainnya hanya di Metrotvnews.com.
(Zein Zahiratul Fauziyyah)