Sejumlah sekolah di Provinsi Aceh melaporkan kerusakan laptop Chromebook yang diterima dari program pengadaan Kemendikbudristek tahun 2020–2022. Meski baru digunakan sekitar dua tahun, banyak perangkat sudah mengalami kerusakan serius, terutama pada bagian layar LCD, keyboard, hingga mati total secara mendadak.
Operator di SD Negeri Goronggorong, Kabupaten Pidie, Erlinawati, mengungkapkan bahwa dari total 15 unit Chromebook yang diterima sekolah, tiga di antaranya sudah tidak bisa digunakan sama sekali. Sementara sisanya sering mengalami gangguan teknis.
“Kena LCD dan keyboard juga, yang total mati ada tiga. Sisanya juga sering mati tiba-tiba saat digunakan untuk kegiatan
siswa, seperti OSN. Hidupin lagi, 20 menit mati lagi,” ujar Erlinawati dikutip dari
Primetime News Metro TV pada Kamis, 17 Juli 2025.
Kondisi serupa juga dialami SMP Negeri 1 Peukan Pidie. Meskipun hanya satu unit Chromebook yang mengalami kerusakan dan kini dalam tahap perbaikan, pihak sekolah menyatakan perangkat lainnya masih berfungsi dan digunakan untuk keperluan pembelajaran.
Permasalahan ini menjadi sorotan setelah investigasi nasional mengungkap dugaan korupsi dalam proyek pengadaan Chromebook oleh Kemendikbudristek periode 2019–2022. Kejaksaan Agung (Kejagung) telah menetapkan empat orang sebagai tersangka dalam kasus tersebut. Kerugian negara ditaksir mencapai Rp1,98 triliun dari total anggaran pengadaan sebesar Rp9,9 triliun.
(Tamara Sanny)