Jakarta: Publik sempat dikejutkan meninggalnya balita asal Sukabumi, Jawa Barat akibat infeksi cacing gelang. Kasus serupa kini dialami seorang balita berusia 1 tahun 8 bulan asal Kabupaten Seluma, Bengkulu.
Tubuh mungil balita tersebut mengeluarkan cacing dari mulut dan hidung, membuatnya harus dirawat intensif di ruang ICU RSUD Tais bersama sang kakak yang juga terinfeksi. Kasus ini kembali menjadi peringatan keras tentang lemahnya pencegahan penyakit cacingan pada anak di Indonesia.
Dinas Kesehatan Seluma langsung turun tangan untuk menangani kasus tersebut. Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Seluma Mazda menyatakan bahwa ini adalah kasus perdana yang ada di wilayah mereka.
"Rencana kami akan melakukan investigasi ke lapangan, apakah di kediamannya ada memelihara hewan ternak dan sebagainya," kata Mazda.
Baca juga: Cacingan Akut Kembali Serang Balita di Seluma Bengkulu |
Penyebab cacingan
Menurut WHO, soil-transmitted helminthiasis (STH) menginfeksi 1,5 miliar orang atau 24 persen populasi dunia. Penyakit ini umumnya menyerang kelompok yang memiliki sanitasi yang buruk.
Beberapa faktor penyeban cacingan:
- Kebersihan tangan yang kurang
- Makanan dan minuman yang terkontaminasi telur cacing
- Lingkungan yang tidak sehat
- Kebiasaan bermain di tanah tanpa alas kaki
Faktor lain:
- Menggigit kuku bisa memindahkan telur cacing dari kuku ke dalam mulut
- Konsumsi daging setengah matang
- Kontak dengan hewan atau orang yang terinfeksi
Cara mencegah cacingan
- Biasakan anak untuk rajin mencuci tangan
- Berikan anak obat cacing setiap 6 bulan sekali
- Bersihkan dan potong kuku anak secara rutin
- Ajarkan anak agar tidak menggigit kuku
- Jaga kebersihan lingkungan rumah
- Gunakan alas kaki.
Pada kasus meninggalnya balita Raya asal Sukabumi, Pemerintah sudah menyebut sebagai alarm nasional. Namun hanya kurang dari enam bulan, tragedi cacingan kembali terjadi dan balita tersebut saat ini masih dalam penanganan di rumah sakit.
"Pemerintah menegaskan bahwa peristiwa ini merupakan alarm nasional yang menuntut langkah cepat, terukur, dan koordinasi lintas sektoral agar tidak terulang kembali," kata Menko PMK Pratikno pada 22 Agustus 2025 lalu.
Sumber: Redaksi Metro TV