22 November 2025 13:16
Kanker payudara merupakan momok kesehatan utama bagi wanita di Indonesia. Bertepatan dengan bulan peringatan Hari Kesadaran Kanker Payudara Sedunia pada Oktober, penting untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat.
Menurut statistik, kanker payudara menduduki peringkat pertama dari 10 kanker terbanyak di Indonesia, disusul oleh kanker serviks.
Dokter Spesialis Bedah - Subspesialis Bedah Onkologi, Dr. Enos Siburian, Sp.B, SubSP.Onk.(K), menjelaskan bahwa tingginya kasus yang datang terlambat menjadi persoalan serius.
"Kanker payudara di Indonesia, 70 sampai 80 persen itu datang dalam keadaan yang sudah lanjut. Akibatnya biaya untuk menangani atau pengobatan terhadap kanker payudara itu menjadi besar," jelas Dr. Enos Siburian, dikutip dari Meet Nite Live Metro TV, Sabtu, 22 November 2025.
Faktor risiko yang perlu diwaspadai
Dr. Enos memaparkan beberapa faktor risiko utama kanker payudara. Pertama, riwayat paparan estrogen diri sendiri yang lebih lama, seperti menstruasi pertama yang terlalu dini yaitu kurang dari 12 tahun atau menopause di atas 55 tahun.
Kedua, melahirkan anak pertama di atas usia 30 tahun juga meningkatkan risiko. Ketiga, penggunaan alat kontrasepsi berbasis hormon seperti pil KB, injeksi, atau susuk, harus dihindari bagi mereka yang memiliki faktor risiko. Dr. Enos menyarankan penggunaan kontrasepsi spiral atau kalender karena lebih aman.
Terakhir, riwayat kanker dalam keluarga juga merupakan faktor risiko yang tidak bisa dihindari. Selain itu, pola hidup yang tidak sehat seperti konsumsi alkohol, merokok, dan makanan tinggi lemak juga harus dihindari.