Memasuki hari kelima, proses evakuasi reruntuhan beton musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny Buduran, Sidoarjo, masih berlangsung. Proses evakuasi menggunakan alat berat untuk mempercepat proses evakuasi.
Tambahan alat berat yang dikerahkan yakni excavator breaker. Excavator breaker digunakan untuk memecah material beton menjadi ukuran lebih kecil sehingga mudah diangkut oleh crane.
Keputusan penggunaan alat berat diambil setelah Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berdialog dengan para keluarga korban soal upaya evakuasi. Para wali santri menyetujui penggunaan alat berat, setelah petugas menjelaskan tidak menemukan lagi tanda-tanda kehidupan melalui pantauan drone thermal.
Meski menggunakan alat berat, petugas memastikan proses evakuasi dilakukan dengan sangat hati-hati. "Tapi ini tetap hati-hati. Tidak menggunakan alat berat yang langsung mengakibatkan itu bersih, namun tidak aman," kata Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto.
Hingga saat ini, sebanyak 108 orang berhasil dievakuasi. Dengan rincian 73 orang sudah diperbolehkan pulang, 30 masih dirawat di rumah sakit, dan lima lainnya meninggal dunia. Sementara itu 58 orang lainnya masih hilang diduga terjebak di bawah reruntuhan bangunan.