1 October 2025 23:40
Korban keracunan Makanan Bergizi Gratis (MBG) terus berjatuhan, bahkan sejumlah daerah telah menetapkan status tanggap darurat. Menanggapi krisis ini, Presiden Prabowo memerintahkan untuk dilakukan perbaikan di hampir seluruh lini layanan dan menuntut zero incident agar kasus keracunan tidak terulang lagi.
Pemerintah pun bergerak. Dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengusulkan agar Unit Kesehatan Sekolah (UKS) dilibatkan dalam pengawasan program MBG. Sementara itu, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) mengonfirmasi bahwa dapur MBG (SPPG) yang bermasalah telah ditutup sementara untuk evaluasi, menyusul temuan adanya pelanggaran SOP seperti waktu memasak hingga distribusi yang melebihi batas.
Namun, di tengah upaya perbaikan, laporan kasus keracunan baru terus bermunculan dari berbagai daerah. Di Lampung Utara, 52 siswa SMAN 4 Kotabumi dilaporkan mengalami keracunan. Insiden serupa juga terjadi di Ngawi, Jawa Timur, di mana puluhan siswa SMKN 1 Sine dilarikan ke puskesmas, serta di Semarang, Jawa Tengah, yang menimpa 20 siswa SDN 01 Ungaran.
Di sisi lain, muncul pula dugaan adanya upaya menghalangi peliputan terkait krisis ini. Dua wartawan media online dan televisi dilaporkan dianiaya saat mencoba mengonfirmasi kasus keracunan di salah satu dapur MBG di Pasar Rebo, Jakarta Timur. Selain itu, seorang jurnalis CNN Indonesia juga sempat dicabut kartu identitas pers Istana Kepresidenan setelah bertanya kepada Presiden Prabowo mengenai polemik MBG, meskipun kartu tersebut akhirnya dikembalikan setelah menuai kritik tajam dari organisasi pers.
Banyaknya kasus keracunan ini menunjukkan bahwa yang diperlukan saat ini adalah kerja keras semua pihak untuk mewujudkan zero incident dan memastikan program yang bertujuan mulia ini tidak terus didera masalah.