Anak-Anak hingga Dokter Malnutrisi Akibat Blokade Zionis Israel dan Mesir

25 July 2025 23:17

Anak-anak Palestina di Gaza mengalami kekurangan gizi karena kejahatan zionis Israel dan negara-negara dunia yang membantu dan menormalisasi hubungan dengan Israel. 

Ahli gizi dari Patient's Friends Society, Susan Mohammed Marouf menyerukan dunia untuk serius membantu anak-anak Palestina yang kondisinya kian rentan karena malnutrisi, akibat blokade Zionis Israel dan Mesir. Anak-anak Gaza kekurangan gizi parah karena tidak ada makanan yang bisa masuk ke Gaza akibat lokade Zionis Israel dan Mesir, termasuk obat-obatan yang dibutuhkan.

Susan menyatakan malnutrisi dialami semua kelompok umur di Gaza, terutama anak-anak. Tenaga medis pun turut mengalami kekurangan gizi. 

"Saat ini kebanyakan orang menderita malnutrisi, termasuk staf medis, sehingga tidak dapat menjalankan tugasnya dengan maksimal. Para dokter kelelahan karena kekurangan makanan sehingga mereka tidak dapat merawat pasien dengan baik," jelas Susan

"Belum lagi anak-anak yang merupakan kelompok paling rentan. Kondisi mereka bahkan lebih parah," tambahnya.

Total korban genosida kelaparan menjadi 111 jiwa, setelah laporan terbaru pada Rabu 23 Juli 2025, mengungkapkan ada 10 orang Gaza yang meninggal dunia akibat kelaparan akut.
 

Baca juga: 

Dirjen WHO: Gaza Hadapi Kelaparan Massal Buatan Manusia


Seorang ibu Palestina, Basma Al-Qatawi memohon bantuan dunia karena kedua anaknya menderita malnutrisi parah, di tengah krisis layanan medis dan krisis pangan akibat blokade zionis Israel dan Mesir. 

Dengan sorot duka di matanya, Basma bercerita bagaimana Abdullah merupakan anak yang sehat. Namun kemudian Abdullah menderita kelainan pada tulangnya. Agresi Israel membuat kondisi Abdullah kian menurun.

"Mereka anak-anak dan mereka berhak bepergian untuk berobat. Saya berhak melihat mereka sehat. Mereka berhak hidup normal, bukan menderita karena agresi" ungkap Basma.

Sementara anak Basma yang lain, Habibah mengalami gangguan pada darahnya pada usia 21 hari dan kerap kambuh karena tidak tersedianya susu terapi untuk menghindari alerginya, sehingga Habibah mengalami malnutrisi. 

"Tidak ada pengobatan, tidak ada makanan, bahkan air bersih pun tidak ada. Airnya terkontaminasi. Putri saya meminumnya dan memuntahkannya, karena arinya tercemar. Keduanya juga," kata Basma.

Basma berharap kedua anaknya hidup normal selayaknya anak-anak manusia. Basma berharap dunia mendengar permohonannya dan permohonan jutaan warga Palestina.

"Saya tidak ingin kehilangan mereka. Saya sudah keluar dari rumah sakit, dan jika terus seperti ini, saya akan kehilangan kedua anak saya. Saya punya satu anak yang sehat, saya sudah kehilangan satu lagi. Dan sekarang saya punya Abdullah dan Habiba," tutupnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Anggie Meidyana)