Banjir Produk Impor Bikin Pelaku UMKM Sesak Napas

3 February 2025 12:43

Industri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Indonesia kini menghadapi pesaing berat yaitu produk-produk Tiongkok yang dijual dengan harga super murah terlebih tidak sedikit juga di antaranya yang adalah barang-barang impor ilegal. Ketua Asosiasi UMKM Indonesia Hermawati Setyorinny mengungkap UMKM asli Indonesia tidak bisa menadi tuan rumah di negeri sendiri dengan banjirnya impor ilegal.

"Saya setuju kalau Indonesia sebenarnya sebagai pangsa yang dan renyah karena masyarakat Indonesia konsumtif. Hanya saja kalau disampaikan satu tahun terakhir, sebenarnya sudah beberapa tahun yang lalu produk impor ini sudah masuk melalui e-commerce dulu. Apalagi anehnya lewat darat pun maksudnya pelabuhan laut, udara, itu mudah sekali. Berarti ini tugas negara yang menurut pelaku UMKM kurang, karena UMKM di Indonesia ini jadi gencetan karena di negara sendiri kita tidak menjadi tuan rumah," tutur Hermawati dalam Zona Bisnis, Metro TV, Senin, 3 Februari 2025.

"Di kerajinan tangan beberapa tempat kita bisa unggul. kalau secara harga tidak bisa bersaing, karena ongkos produksinya juga pasti membuat harga itu naik. Anehnya negara luar itu bisa meniru produk yang sama misalnya rotan, saya juga heran bahan bakunya bagaimana? artinya ada kebocoran juga di material mentahnya," tambahnya.

Menurut Hermawati, negara lain mampu membuat produk kerajinan khas Indonesia dengan harga jual yang lebih murah. Hal ini jelas berbahaya mengingat masyarakat dengan daya beli rendah akan memilih produk yang lebih murah.
 

Baca: Aplikasi Kantong UMKM Permudah Pencatatan Keuangan dan Akses Modal

"Mereka bisa membuat yang lebih rapi dari produk Indonesia, termasuk misalnya batik tekstil dari negara luar itu kan juga luar biasa, sehingga mereka bisa menjual Rp10 ribu, sementara di Pekalongan itu kalau menekan harga paling di Rp20 ribu hingga Rp30 ribu. Otomatis dengan daya beli masyarakat yang rendah sekarang, semakin turun kita akan beli produk yang lebih murah," katanya.

Hermawati menjelaskan upaya pemerintah memproteksi produk UMKM masih kurang kencang.

"Kalau memproteksi nyatanya masih lolos juga. Tapi kalau mengedukasi saya melihat dari kementerian itu banyak sekali melakukan edukasi melalui medianya mereka sendiri. UMKM untuk masuk ke situ kadang dia tidak punya waktu. Negara ini harus 'gedor pintu' kalau mau kita tidak menjadi sasaran empuk," sambungnya.

Hermawati menyebut penguatan UMKM dalam negeri harus dimulai dari penguasaan pasar domestik dengan target masyarakat Indonesia lebih memilih produk dalam negeri dibandingkan produk impor.

"Tidak usah mikir potensi UMKM untuk ekspor dulu, tapi kuasai dulu pasar domestik kita dulu supaya orang Indonesia itu bisa membeli produk Indonesia sendiri dengan harga yang murah dan negara harus hadir di situ," pungkasnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Diva Rabiah)