3 October 2025 10:44
Tragedi ambruknya musala Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, menyisakan kisah dramatis sekaligus haru dari para santri yang berhasil selamat setelah tertimbun reruntuhan bangunan. Selama berhari-hari mereka bertahan hidup dalam kondisi serba terbatas. Proses evakuasi yang penuh perjuangan oleh tim SAR gabungan akhirnya berhasil mengeluarkan beberapa santri dalam keadaan selamat, meski dengan luka-luka serius.
Syaifur Rossi Abdillah (14) dievakuasi tim SAR dalam kondisi lemas dengan luka parah di kaki. Rossi mengaku bertahan hidup hanya dengan doa tanpa makan dan minum selama tiga hari.
“Posisi miring semua, minta tolong bareng-bareng. Pak tolong pak,” kata Rossi, dalam program Breaking News Metro TV, pada Jumat, 3 Oktober 2025.
Santri lainnya, Alfatih Cakra Buana, mengalami pengalaman tak kalah menggetarkan. Selama tiga hari di bawah reruntuhan, ia tertidur lelap tanpa merasa lapar atau haus. Dalam mimpinya, Alfatih seolah diajak berjalan di tempat gelap dan diberi makanan. Saat dibangunkan tim SAR, ia sempat mengira mereka adalah tukang bangunan.
“Di mimpi aku minum lewat selang-selang, rasanya nyata sekali,” ujar Alfatih.
Kisah penyelamatan juga dialami Haical (13) yang berhasil diselamatkan setelah 48 jam tertimbun. Namun kondisinya serius dengan kerusakan otot pada kaki dan harus mendapat perawatan intensif di RSUD Notopuro. Ayah Haical bercerita, putranya sempat mengira ada anak kecil yang memberinya minum di tengah reruntuhan.
Menteri Sosial RI, Syaifullah Yusuf, turut menyaksikan langsung proses evakuasi Haical.
“Iya kondisinya ternyata baik sekali ya. Haical bertahan 24 jam, komunikasi dbaik dengan petugas. Kesulitannya cukup tinggi hingga akhirnya berhasil dievakuasi,” ujarnya.
Kini para korban selamat masih menjalani perawatan di RSUD Notopuro dan sejumlah rumah sakit setempat. Mereka menjadi saksi hidup betapa dramatisnya proses evakuasi dan bertahannya nyawa di bawah puing bangunan yang ambruk.
(Aulia Rahmani Hanifa)
Streaming