27 November 2025 01:17
Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD, akhirnya buka suara terkait gonjang-ganjing yang sedang melanda tubuh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Secara terang-terangan, Mahfud menyebut bahwa desakan agar K.H. Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) mundur dari jabatan Ketua Umum bermula dari polemik jatah pengelolaan tambang.
Pernyataan tersebut disampaikan Mahfud melalui kanal YouTube pribadinya. Ia mengaku telah menggali informasi langsung dari kalangan internal NU dan menemukan bahwa isu tambang menjadi pemicu perpecahan pandangan di antara para petinggi organisasi.
"Saya sudah bicara ke dalam, itu asal muasalnya soal pengelolaan tambang. Konflik di dalam soal pengelolaan tambang. Yang satu ingin ini, yang satu ingin itu. Dan berpecah," ujar Mahfud MD.
Meski membongkar akar masalahnya, Mahfud menegaskan posisinya netral dan tidak memihak kubu mana pun. Ia mengaku prihatin dan malu jika organisasi keagamaan sebesar NU harus ribut hanya karena urusan materi duniawi seperti tambang.
"Saya tidak akan mendukung siapapun dari kedua pihak. Saya hanya ingin NU ini selamat. Malu kita, apalagi isunya kan soal tambang," tuturnya.
Mahfud pun mengimbau agar semua pihak di PBNU segera menyudahi pertikaian tersebut dan kembali bersatu demi marwah organisasi. "Sudahlah, lupakan itu semua, bersatu sekarang kembali demi NU-nya," pungkas Mahfud.