Perjalanan Jurnalis Metro TV Menembus Desa Terisolir di Remukut Aceh

16 December 2025 21:10

Bencana banjir bandang disertai tanah longsor yang melanda Kabupaten Gayo Lues, Aceh, telah menyebabkan Desa Remukut di Kecamatan Pantan Cuaca terisolasi total. Akibatnya akses bantuan logistik maupun akses warga ke pelayanan kesehatan terdekat terhambat.

Desa Remukut, Kecamatan Pantan Cuaca, yang berjarak 27 km dari pusat Kota Blangkejeren menjadi desa paling parah terdampak banjir bandang. 70% rumah hanyut terbawa banjir bandang dan meninggalkan kehancuran masif.

Untuk menembus Desa Remukut, jurnalis Metro TV Nadia Soraya dan juru kamera Swari Tyasa ditemani Briptu Muhammad Hendri dan Bripda Baihaki dari Polres Gayo Lues harus menggunakan motor trail selama lebih dari dua jam menyusuri jalan yang dipenuhi tumpukan kayu dan lumpur yang membeku.

Di tengah kehancuran, terlihat sekelompok anak-anak yang menyambangi sekolah mereka. Alih-alih bersedih, mereka tetap bermain riang di halaman depan sekolah yang kini dipenuhi hamparan pohon dan kayu besar. 

Farida menjadi satu dari 558 jiwa yang mengeluhkan akses jalan yang terisolasi. Ia terpaksa berjalan kaki sejauh 3-4 Km membopong sembako yang Ia beli dari luar desa. Ia berharap pemerintah untuk segera memperbaiki infrastruktur jalan sehingga mempermudah akses warga keluar-masuk desa.

"Harapannya ke depannya kami mohon bikin jalan dulu, biar bisa kami ke Belang mencari rezeki," harap Farida.
 

Baca juga: Menembus Isolasi Bencana, Bantuan Human Initiative Mendarat di Aceh Tengah

Setelah dua jam lebih perjalanan, kami pun tiba di Desa Remukut. Pemandangan yang menyayat hati adalah puluhan warga kini tinggal di pinggir jalan. Mereka membangun tempat tinggal sementara dari kayu dan puing-puing bekas bencana. Ini adalah rumah mereka sekarang, tanpa listrik dan jaringan komunikasi.

Di pengungsian, kondisi warga semakin memprihatinkan. Akibat kondisi lingkungan yang tidak layak, berbagai penyakit mulai muncul, terutama menimpa anak-anak dan lansia. Akses jalan yang terputus membuat warga tidak bisa mendapatkan pelayanan kesehatan, maupun keluar dari lokasi pengungsian.

Kepala Desa Remukut, Hasan Basri menyebut pemerintah daerah telah menyiapkan rencana relokasi sementara di area persawahan. Namun hingga kini lokasi tersebut belum ditinjau oleh tim geologi untuk memastikan keamanan dari ancaman bencana longsor.

Kini, ratusan warga Remukut menggantungkan harapan agar perhatian dan bantuan pemerintah segera tercurah pada mereka, sehingga mereka dapat merajut kembali masa depan yang sempat hanyut bersama banjir bandang.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Anggie Meidyana)