Kapal Selam Titanic Dipastikan Hilang

Kapal selam Titan yang hilang kontak sejak 18 Juni lalu hanya dirancang untuk memberikan perlindungan oksigen selama 96 jam. Pasokan oksigen diperkirakan akan habis pada 22 Juni waktu setempat. 

Perusahaan Ocean Gate yang mengoperasikan kapal selam tersebut menyatakan bahwa mereka telah mengerahkan semua opsi untuk menemukan kapal selam beserta para kru dan penumpangnya. 

Pihak terkait di berbagai negara juga telah meluncurkan operasi pencarian dan penyelamatan, namun lokasi yang terpencil serta berbagai ketidakpastian seperti kondisi cuaca dan cahaya di malam hari, membuat pencarian dan penyelamatan menjadi sangat sulit, dan tim penyelamat untuk sementara hanya bisa menggunakan sonar untuk mencari keberadaan kapal selam Titan.  

Menurut laporan media AS, dalam konferensi pers Rabu, 21 Juni kemarin, Kapten penjaga pantai AS Jamie Frederick membenarkan bahwa pesawat pengintai Kanada sempat mendeteksi kebisingan bawah air di area pencarian, setelah itu beberapa kendaraan yang dioperasikan dari jarak jauh langsung dipindahkan untuk menentukan asal suara tersebut.

Ini adalah ekspedisi bawah laut ke-3 yang dilakukan kapal selam Titan, setelah ekspedisi tahun 2021 dan 2022. Pada awalnya Ocean Gate berencana menggelar ekspedisi setahun sekali guna mendokumentasikan tingkat kerusakan bangkai kapal Titanic, serta melakukan penyelidikan ilmiah dan teknis terhadapnya. 

Ekspedisi wisata bawah laut ini berlangsung selama beberapa hari, dan setiap penumpang membayar seharga 250.000 dolar AS untuk perjalanan tersebut. Laksamana Muda John Mauger menggambarkan upaya pencarian  kapal selam Titan sebagai misi penyelamatan dengan skala yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Kesulitan mencari kapal kecil di lautan luas bisa dibilang sama seperti mencari jarum di tumpukan jerami, ditambah lagi belum ada catatan sejarah mengenai keberhasilan mengangkat sebuah kapal yang tenggelam hingga kedalaman 13.000 kaki di bawah laut.