Optimalisasi Evakuasi Banjir Bandang Ternate, Tim SAR Bagi Wilayah Pencarian

26 August 2024 18:47

Ternate: Kepala Basarnas Ternate, Maluku Utara, Fatur Rahman menerangkan untuk mempermudah proses pencarian dan evakuasi, tim SAR membagi wilayah terdampak dalam beberapa sektor. Timsar gabungan pun masih menanti Laporan masyarakat terkait ada tidak korban yang hilang atau belum ditemukan.
 
“Pelaksanaan operasi akan membagi sektor. Ada sektor 1 dan sektor 2. Kami telah menemukan target yaitu korban diketemukan di sektor 1 B dalam kondisi meninggal. Untuk situasi dan kondisi cuaca masih cerah, visibility maupun pencarian masih bisa dilaksanakan dengan maksimal,” kata Fatur dalam keterangannya baru-baru ini.
 

Baca: Sumbatan di Hulu Sungai jadi Penyebab Banjir Bandang di Ternate
 
Fatur menyebut rencana prioritas adalah pencarian target korban hilang atau meninggal menggunakan alat berat, “Target-target yang dicari, maupun target berdasarkan pelaporan dari warga Desa Rua yang kehilangan. Itu yang menjadi target dari tim SAR gabungan,” ungkap Fatur.
 
“Tapi sampai saat ini sampai pukul 10.30 WIT tidak ada laporan baru. Sebelumnya terdapat enam laporan yang kini tinggal lagi lima yang belum diketemukan. Nah itu kita fokuskan untuk melaksanakan pencarian menggunakan alat berat,” jelas Fatur.
 
Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut banjir bandang yang terjadi di Kota Ternate, Maluku Utara, disebabkan adanya sumbatan pada hulu sungai. Kepala Pusat Data dan Informasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengungkapkan Kota Ternate terletak di Pulau Gunung Gamalama, pada sisi barat punya tingkat kecuraman lereng lebih tinggi dibanding sisi timur yang merupakan lokasi populasi paling padat di Pulau Gunung Api Gamalama.
 
"Ini tentu saja ada beberapa kondisi yang bisa saja menyebabkan kestabilan slop atau mungkin ada sumbatan-sumbatan di hulu-hulu sungai, karena banjir bandang penyebab utama secara alam ialah adanya sumbatan, baik itu alami maupun buatan yang terjadi di hulu sungai di bagian atas," kata Abdul dalam konferensi pers Bencana Banjir Bandang Rua di Kota Ternate, Senin, 26 Agustus 2024.
 
Sumbatan ini, kata dia, bisa terjadi oleh faktor alam. Misalnya ada kondisi kebakaran hutan dan lahan, serta kondisi pelapukan yang menyebabkan pohon kayu yang patah, ataupun batuan yang menghalangi alur air. Hal itu juga menjadi pemicu peristiwa banjir lahar dingin di Gunung Marapi beberapa waktu lalu.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Diva Rabiah)