Waspada, Gurihnya Mi Instan Ancam Ginjal Anak

26 August 2024 12:57

Fenomena mengkonsumsi mi instan di kalangan anak-anak semakin mengkhawatirkan. Kebanyakan dari mereka tidak sadar bahaya serius yang mengancam akibat mengkonsumsi makanan ini.

Contohnya seperti bocah berusia 13 tahun yang harus menjalani cuci darah akibat gemar mengkonsumsi mi instan. Dia adalah Michel Cecilia Putri Melda.

Gadis berusia 13 tahun ini mungkin tampak seperti bocah normal. Anak pasangan dari Melly dan Daud asal Karang Tengah, Desa Duren, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun, Jawa Timur itu sebenarnya sedang tidak baik-baik saja.

Berawal dari kegemarannya mengonsumsi mi instan sejak masih balita. Kini Michel yang duduk di bangku kelas 2 SMP Negeri Pilangkenceng Caruban Madiun harus menjalani cuci darah dua kali dalam seminggu karena divonis gagal ginjal kronis stadium 5.

Melly, ibunda Michel mengatakan diagnosis itu diterima Michel 2 tahun yang lalu saat Michel mengalami sesak nafas dan harus dilarikan ke rumah sakit. Dari serangkaian pemeriksaan yang dijalani Michel, dokter menyatakan jika gadis kecil itu mengalami gagal ginjal kronis. Michel pun harus dirujuk ke RSUD Dr. Soetomo di Surabaya, Jawa Timur karena keterbatasan fasilitas di Rumah Sakit Madiun.

"Pertama kali Michel ini jatuh sakit itu sekitar jam 10 malam. Dia (Michel) merasakan sesak, waktu itu masih bisa sekolah naik sepeda dan pulang dari sekolah dia baru merasakan sesak yang luar biasa dan dibawa ke Puskesmas dan setelah bawa Puskesmas itu, saya bawa ke klinik tetap aja sesak," kata Melly.

"Setelah saya bawa klinik enggak mempan, saya bawa ke RS Caruban dan waktu itu saya minta foto untuk rontgen ginjal dan lab. Kemudian dinyatakan gagal ginjal kronis," sambungnya.
 

Baca juga: Bergerak! Ayo Tangkal Gagal Ginjal pada Anak!

Panjangnya durasi pengobatan yang harus dijalankan sang buah hati mendorong Melly dan suami untuk tinggal lebih lama di Surabaya. Mereka sempat kebingungan terkait tempat tinggal, namun Melly dan sang suami menemukan Rumah Singgah Rumahku.

Rumah Singgah Rumahku adalah sebuah rumah singgah bagi pasien dan anak-anak penderita penyakit kronis lain dengan biaya cuma-cuma. Ema Yani selaku Founder Rumah Singgah Rumahku menyebut rumah singgah ini untuk memfasilitasi para pasien penyakit kronis dari berbagai daerah yang membutuhkan tempat tinggal selama menjalani pengobatan di Surabaya.

"Kondisi anak-anak ini sangat menyedihkan. Orang tuanya harus berjuang, berikhtiar, terus anak-anaknya sendiri harus berikhtiar. Jadi kami semua teman yang yang tergerak ini berupaya bagaimana caranya rumah singgah ini tetap ada," kata Ema Yani.

Qonita Rachmah, seorang ahli gizi mengatakan bahwa mengkonsumsi makanan instan kini tengah marak di pasaran. Khususnya anak-anak.

"Konsumsi makanan instan yang tinggi natrium atau tinggi sodium itu bisa berdampak ke peningkatan tekanan darah terlebih dahulu. Nah, peningkatan tekanan darah ini kalau terjadi secara terus menerus akhirnya akan berpengaruh kepada berbagai organ. Salah satunya itu ginjal yang berpengaruh dan akhirnya nanti bisa berdampak pada terjadinya gagal ginjal," ujar Qonita Rachmah.

Menurutnya, makanan tidak sehat dan gaya hidup memiliki andil besar akan beragam penyakit pada anak. "Harus sudah mulai aware, jangan tunggu gejala itu muncul baru kita mulai panik, tetapi sebaiknya mulai dikurangi sejak awal," ucap Qonita.

"Untuk di anak-anak menguranginya juga kadang tidak bisa langsung karena biasanya kalau langsung itu anak-anak bisa menjadi tantrum, juga nanti bikin stres orang tuanya," lanjutnya.

Kisah Michel seharusnya menjadi pengingat bagi kita semua akan pentingnya menjaga pola makan yang sehat, terutama bagi anak-anak. Mengkonsumsi mi instan sudah sepatutnya dibatasi atau dihindari dan menggantinya dengan makanan yang sehat dan bergizi.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Silvana Febriari)