Polres Depok Usut Penyebab Kematian Selebgram Akibat Sedot Lemak

1 August 2024 10:52

Polres Depok menyatakan kemungkinan akan melakukan ekshumasi untuk mengusut penyebab kematian selebgram asal Medan yang meninggal dunia usai sedot lemak di klinik kecantikan di Depok, Jawa Barat (Jabar). Kapolres Metro Depok, Kombes Pol Arya Perdana mengatakan bahwa setelah diekshumasi selanjutnya pihak dokter akan melakukan autopsi terhadap jenazah korban. Nantinya dari hasil autopsi itu akan diketahui penyebab pasti kematian korban.
 

Baca: Polisi Bakal Gelar Autopsi Korban Sedot Lemak di Klinik Kecantikan Depok

"Kalau enggak ada halangan kita akan berangkat ke Sumatera Utara untuk melakukan pemeriksaan. Saksi dari pihak korban dan juga akan berupaya untuk melakukan autopsi ," jelas Kombes Pol Arya Perdana, baru-baru ini. 

Sebanyak 10 saksi telah diperiksa untuk mendalami kasus meninggalnya selebgram asal Medan usai melakukan sedot lemak. Kombes Pol Arya Perdana mengatakan, dari hasil penyelidikan ditemukan fakta bahwa dokter yang praktik di klinik tersebut tidak memiliki sertifikasi untuk melakukan tindakan sedot lemak.

"Kita ketahui dari dokter yang melakukan tindakan ini tidak memiliki sertifikasi untuk melakukan sedot lemak dan kemarin dari dinas kesehatan memang sudah menyampaikan di media sosial bahwa tempat tersebut sebenarnya hanya diberikan izin untuk  Klinik Pratama. Klinik Pratama ini hanya berwenang untuk melakukan tindakan medis yang sifatnya dasar," jelas Kombes Pol Arya Perdana.

Sementara itu, kakak korban mengatakan kematian adiknya sangat mengejutkan karena korban ketika itu dalam keadaan sehat dan masih berbalas pesan baik dengannya maupun dengan rekan-rekannya di Medan. Atas kejadian ini, pihak keluarga menduga ENS menjadi korban dugaan malapraktik klinik kecantikan tersebut.

"Saya punya bukti chat dia terakhir komunikasi sampai jam 11.30 siang karena orang dalam keadaan sehat. Apa keracunan anastesi? Apa salah tindakan? Apa prosedur mereka yang tidak pasti?," ungkap kakak korban, Okta Vivilia.

Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Plastik Rekonstruksi Estetik Jabodetabek dr. Qori Haly menyatakan dalam tindakan sedot lemak memang terdapat risiko terhadap organ penting salah satunya pembuluh darah. Meski terlihat ringan karena hanya mengambil lapisan lemak di bawah kulit, tetap harus dilakukan oleh dokter spesialis yang punya sertifikat kompetensi di fasilitas seperti rumah sakit ataupun Klinik Utama.

"Bedah plastik rekonstruksi estetik itu harus dilakukan oleh dokter spesialis yang mempunyai sertifikat kompetensi yang dikeluarkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia (KKI). Jadi dokter spesialis yang mempunyai kompetensi atau kompetensi tambahan seperti estetika lanjut yang berarti legal dalam mengerjakan tindakan bedah plastik estetik. Kemudian juga dilanjutkan fasilitasnya tadi sudah disebutkan di PP tersebut bahwa fasilitas yang boleh dilakukan adalah rumah sakit dan klinik utama yang telah memenuhi persyaratan," ungkap Dokter Qory Haly.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Diva Rabiah)