Mantan Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim menilai Indonesia belum membutuhkan 24 pesawat tempur. Menurut Ceppy, Indonesia lebih butuh mengembangkan platform siber, seperti membeli drone dan mengembangkan penggunaan teknologi artificial intelligence (AI).
"Kita sekarang ini belum memerlukan begitu banyak (pesawat) multirole fighter," kata Chappy Hakim dalam keterangannya, Kamis, 22 Agustus 2023.
"Yang kita perlukan sebenarnya untuk melengkapi atau meningkatkan kualitas sistem pertahanan udara nasional adalah platform siber, karena teknologi begitu cepat," imbuhnya.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto memastikan Indonesia akan memboyong 24 unit pesawat tempur F-15EX keluaran Boeing. Penandatanganan MoU komitmen pembelian 24 unit pesawat tersebut dilakukan di St. Louis, Amerika Serikat dan disaksikan langsung oleh Prabowo.
Kepastian pembelian 24 unit pesawat tempur F-15EX ini pertama kali diunggah di akun instagram Prabowo Subianto. Dalam unggahannya, Prabowo hanya menuliskan caption singkat. Namun menampilkan tujuh foto, seperti suasana saat penandatanganan MoU hingga foto dari pesawat tempur itu sendiri.
Wacana pembelian F-15EX ini sebenarnya sudah disampaikan sejak tahun lalu dengan skema G to B. Namun pada akhirnya, pembelian pesawat disepakati menggunakan skema G to G atau Government to Government.
Pesawat tempur produksi Boeing ini dijual dengan harga USD87,7 juta atau sekitar Rp1,2 triliun per unit. Belum bisa dipastikan berapa total nilai transaksi pembelian 24 unit pesawat tempur ini. Namun Boeing telah menyetujui penawaran harga yang diberikan oleh Indonesia.
Pesawat ini merupakan varian terbaru dari keluarga pesawat F-15 yang telah lama beroperasi. Pesawat ini bisa membawa muatan sekitar 13.300 kilogram yang membuatnya mampu membawa lebih banyak persenjataan.
F-15EX juga dilengkapi dengan sistem radar canggih dan avionik lainnya. Hal itu memungkinkan pesawat mendeteksi dan melacak target dengan akurasi tinggi.