Bencana banjir bandang atau yang dikenal warga setempat 'galodo' menerjang Padang Panjang, Sumatra Barat, menyisakan duka mendalam bagi Ujang. Ia tak kuasa menahan kesedihan ketika melihat istrinya tak mampu membendung air mata saat menyaksikan langsung lokasi rumah mereka dan rumah saudara-saudaranya telah hanyut, rata tanpa bekas.
Istri Ujang, yang sejak bencana terjadi hanya bertahan di posko bersama ibu-ibu dan anak-anak lain, akhirnya didampingi suaminya untuk melihat titik kejadian. Sementara itu, Ujang bersama rekan-rekannya terus fokus pada upaya pencarian.
16 Keluarga Belum Ditemukan
Ujang mengungkapkan bahwa hingga saat ini, 16 anggota keluarganya masih dinyatakan hilang. Mereka terdiri dari ibu, anaknya, kakak dan adik beserta anak-anaknya, serta paman dan bibi beserta anak-anak mereka.
Ujang tak menyangka peristiwa naas itu menimpa dirinya. Ujang bercerita awalnya warga sudah mengungsi ke atas bukit sejak Rabu malam, 26 November 2025. Namun, pada Kamis pagi, orang tua Ujang dan beberapa anggota keluarga kembali ke warung mereka di pinggir jalan.
"Orang tua kembali lagi ke warungnya di pinggir jalan, di situlah mereka tuh ngumpul semua. Enggak disangka-sangka kan tempat kejadian ini," kata Ujang.
Bencana datang tiba-tiba pada pukul 11.30 siang. Ujang, yang sedang beristirahat di atas bukit, mendengar suara gemuruh keras yang ia kira seperti suara helikopter terbang rendah. Ketika ia luruskan pandangan ke depan, ia mendapati seluruh lokasi di bawahnya telah rata.
Sejak hari kedua setelah kejadian, Ujang dan tim pencari gabungan yang terdiri dari Pemda, TNI, Polri, Basarnas, dan BPBD terus bergerak menyusuri area bencana. Proses pencarian dilakukan dengan menyusuri hingga hilir sungai.
"Kami mencari sudah dari Kayu Tanam sampai ke titik lokasi longsor," ujar Ujang.
Meskipun harus menerima kenyataan pahit, Ujang menyampaikan harapan terakhirnya yakni bisa menemukan jenazah keluarganya sehingga bisa dimakamkan dengan layak.
"Harapan saya itu saja, Bu. Kami ikhlas semua para korban itu hilang. Yang kami harapkan segera dapat, walaupun dia tidak dalam keadaan tidak bernyawa. Kami minta dia utuh seperti kayak gini, bisa kita memandikan semua, mengafani, menguburkan kita," tutup Ujang.