Berikut Kronologi Sengketa SPPG Kalibata yang Rugi hingga Rp1 M

Penyedia jasa katering untuk program makan bergizi gratis (MBG) untuk wilayah Kalibata, Jakarta Selatan (Jaksel) merugi hampir Rp1 miliar. Pasalnya, Yayasan Pengelola MBG belum membayar katering hingga dua bulan.
 
Dapur MBG untuk wilayah Kalibata itu sepi tanpa aktivitas pegawai. Dapur terpaksa berhenti sementara sebab penyedia jasa katering belum juga dibayar selama dua bulan oleh yayasan yang ditunjuk pemerintah untuk mengelola MBG.
 
Sedangkan, pihak katering sudah memasak hingga lebih dari 65 ribu porsi MBG. Tidak hanya itu, Ira Setiawati sebagai penyedia katering MBG mengaku setiap porsi dihargai Rp15 ribu. Tapi yayasan secara sepihak menurunkannya hingga Rp13 ribu. Itu pun masih dipotong Rp2.500 per porsi.
 
Jadi, pihak katering hanya menerima Rp10.500 per porsi. Sedangkan dana operasional seperti listrik, juru masak, hingga kendaraan dibayar dari duit pribadi.
 

Baca: Makan Bergizi di Jepara Akan Kembali Dimulai Pekan Depan

“Pada dasarnya SPPG yang ditandatangani dan dilindungi oleh hukum. Ditandatangani Pak Prabowo untuk yang Pancoran. (Padahal) dari walikota, dari dinas, departemen, dari semua itu surveinya ke sini. SPPG ini menjadi percontohan,” kata Penyedia Jasa Katering MBG Kalibata Ira Mesra Destiawati.
 
“Alasan yang (dipakai untuk menyerang saya) adalah saya tidak menyampaikan tagihan. Padahal di dalam perjanjian enggak ada saya tuh harus menyampaikan invoice atau apa? Kalaupun ada, itu kan uang saya, masa saya tidak peduli sih atas uang saya untuk dibayar?” ujar Ira.
 
Ira mengaku berkali-kali memperjuangkan haknya. Namun, pihak yayasan selalu menyepelekan. “Tidak mungkin saya tidak perjuangkan hak saya. Selalu jawab: ‘iya nanti, iya nanti lagi proses’,”ucapnya.
 
Akibatnya dapur MBG di Kalibata tidak beroperasi sejak pertengahan Maret 2025. Korban pun melayangkan gugatan perdata dan laporan polisi terhadap yayasan.