20 August 2025 17:25
Jakarta: Tambang Batu bara Sangatta di Kalimantan Timur menjadi simbol industri energi Indonesia. Terletak di utara kota Sangatta, kawasan ini dikelola PT Kaltim Prima Coal (KPC) dengan konsesi lebih dari 84.900 hektare. Wilayah yang luas menjadikan tambang ini sebagai salah satu tambang terbuka terbesar di dunia. Sebagian besar areanya digunakan untuk eksplorasi dan produksi batubara dengan kualitas tinggi yang dipasarkan ke berbagai negara.
Cadangan batu bara mencapai sekitar 3,6 miliar ton. Angka ini menegaskan posisi Sangatta sebagai salah satu penyokong utama energi fosil Asia. Kapasitas produksi berkisar 35-50 juta ton per tahun. Izin operasi bahkan memungkinkan produksi hingga 70 juta ton. Skala tersebut didukung oleh tenaga kerja besar, lebih dari 30.000 orang, terdiri dari karyawan tetap dan kontraktor. Kehadiran pekerja dalam jumlah masif mencerminkan dimensi industri yang berjalan di kawasan ini.
Salah satu fitur paling menarik terletak pada Pit Bendili Bintang. Area penambangan terbuka ini memiliki panjang 2,5 km, lebar lebih dari 1 km, dan kedalaman hingga 250 m. Di lokasi itu beroperasi excavator Liebherr kelas raksasa yang mampu memindahkan 70 ton batu bara sekali angkut. Mesin sejenis hanya tersedia dalam jumlah terbatas di dunia. Keberadaan alat ini menggambarkan teknologi mutakhir yang digunakan dalam proses produksi.
Hasil penambangan kemudian disalurkan melalui Tanjung Bara Coal Terminal (TBCT), berjarak sekitar 20 km dari tambang utama. Fasilitas ini dilengkapi empat dermaga beton. Kapasitasnya sanggup melayani kapal berukuran sangat besar hingga bobot 210.000 dwt. Pelabuhan tersebut menjadi jalur penting yang menghubungkan Sangatta dengan pasar internasional.
Baca Juga: Indonesia Produksi Batu Bara 357,6 Juta Ton di Semester I-2025, Mayoritas Diekspor |