27 July 2023 22:26
Ayah Bripda Ignatius, Y. Pandi menyebut bahwa anaknya dikunjungi oleh tiga senior sebelum tewas. Tiga senior tersebut mengunjungi anaknya dalam keadaan mabuk.
"Menurut penyidik Densus 88 Antiteror bahwa pelaku minum minuman keras, saya tanya 'anak saya minum atau tidak?', lalu dijawab anaknya tidak minum karena di mulutnya tidak bau alkohol," ungkap Y Pandi dalam program Top News, Metro TV, Kamis, 27 Juli 2023.
Kala itu, Bripda Ignatius dan tiga seniornya cekcok. Tak lama kemudian, Bripda Ignatius pun tertembak.
"Ketiga pelaku sudah ditahan, pelaku menawarkan senjata kepada anak saya sepertinya, itu menurut penjelasan tim penyidik Densus 88 Antiteror," ujar Y Pandi.
Y Pandi mengaku bahwa dirinya sebenarnya tidak setuju anaknya diautopsi. Sebab, hal itu akan membuat luka di tubuh anaknya semakin membesar dan membuatnya sedih pihak keluarga.
Sebelumnya, peristiwa polisi tewas ditembak polisi terjadi di Rusun Polri Cikeas, Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat, Minggu, 23 Juli 2023. Jenazah Bripda Ignatius telah dimakamkan di pemakaman umum Kecamatan Nanga Pinoh, Kabupaten Melawi, Rabu, 26 Juli 2023 kemarin.
Juru bicara Densus 88 Kombes Aswin Siregar mengatakan insiden bermula ketika Bripda IMS mengajak Bripda A (saksi) berkunjung dan bertemu di salah satu flat Rutan Cikeas, Bogor, Jawa Barat, pukul 22.35 WIB, Sabtu, 22 Juli 2023. Kemudian, mereka berkumpul di kamar flat Rutan Cikeas pukul 01.38 WIB, Minggu, 23 Juli 2023.
Selanjutnya, pukul 01.42 WIB, Bripda IMS mengeluarkan senjata api (senpi) dari dalam tas untuk diperlihatkan kepada Bripda Ignatius. Namun, tidak dijelaskan maksud memperlihatkan senpi itu.
Setelah itu, Bripda Ignatius tertembak dan langsung dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. Namun, Bripda Ignatius langsung dinyatakan meninggal dunia pada saat tiba di rumah sakit.