Krisis Iklim Bikin Harga Kopi Makin Pahit

15 August 2024 13:26

Krisis iklim membuat harga kopi semakin pahit. Tak cuma terjadi di negara pengimpor biji kopi saja, melainkan indonesia yang notabene sebagai salah satu negara penghasil kopi terbesar dunia.

Indonesia memang tercatat sebagai negara penghasil kopi terbesar ketiga di dunia pada 2022-2023 dengan produksi kopi sebanyak 11,85 juta kantong. Namun, hal ini tidak serta-merta membuat harga kopi di Tanah Air lebih murah karena ada banyak faktor yang mempengaruhi harga kopi terus naik.

Misalnya harga kopi robusta yang mencapai rekor harga tertingginya seiring permintaan yang juga terus meningkat. Di saat bersamaan, pasokan kopi tersendat karena produktivitas lahan yang turun akibat kekeringan dan pemanasan global sebagai dampak krisis iklim.

Meski subur di wilayah tropis, tetapi proses pemanenan kopi rentan terhadap perubahan iklim. Perubahan pola curah hujan, peningkatan suhu, hama, serta penyakit juga dapat mempengaruhi kualitas hasil panen kopi.
 

Baca: Panas Ekstrem Diperkirakan Tewaskan Hampir Setengah Juta Orang Per Tahun

"Dampak yang sangat berarti adalah perubahan iklim karena cuaca itu tidak menentu dan hujan. Iklim yang tidak menentu ini sangat memengaruhi tingkat produktivitas kopi kita per hektarenya," kata Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan (PPHBun) Kementerian Pertanian, Prayudi Syamsuri.
 
Sejak Maret 2024, harga kopi robusta terus merangkak naik. Bahkan, kini mencapai rekor tertingginya di Agustus dengan kisaran USD4.066 hingga USD4.173 per ton atau sekitar Rp67,5 juta per ton.

Naiknya harga kopi robusta juga disebabkan oleh pasokan dari kebun yang terus merosot. Bahkan World Coffee Research memproyeksikan dunia bisa kekurangan kopi robusta hingga 35 juta kantong pada 2040.
 
Krisis iklim menjadi ancaman nyata bagi industri kopi. Suhu permukaan bumi semakin memanas terus mengurangi luas lahan yang cocok untuk ditanami kopi dengan ideal. Kopi memang tetap bisa tumbuh, tetapi kualitasnya bisa menurun apalagi jika lingkungan sekitar lahan mengalami kekeringan.
 
Hasil riset Roman Gruten menunjukkan bahwa tanaman komersial tropis seperti kopi, alpukat, dan jambu mete menjadi yang paling rentan terhadap krisis iklim. Sebab, semakin berkurangnya wilayah yang cocok untuk produksi tanaman itu secara global.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Diva Rabiah)