20 September 2023 12:38
Hasil survei Bank Indonesia mengindikasikan penyaluran kredit baru pada Agustus 2023 meningkat dibandingkan Juli 2023. Pembiayaan rumah tangga melalui utang atau kredit terpantau relatif stabil, namun pembiayaan korporasi terindikasi tumbuh melambat.
Hasil survei kepada perbankan menunjukkan bahwa saldo bersih tertimbang (SBT) penyaluran kredit baru pada Agustus 2023 tercatat sebesar 86,2%. Lebih tinggi dari SBT pada Juli 2023 yang tercatat sebesar 45,1%.
Faktor utama yang mempengaruhi prakiraan meningkatnya penyaluran kredit baru pada Agustus 2023 yaitu permintaan pembiayaan dari nasabah, prospek kondisi moneter dan ekonomi ke depannya serta tingkat persaingan usaha dari bank lain.
Berdasarkan jenis penggunaan, kebijakan penyaluran kredit yang lebih ketat diperkirakan terjadi pada kredit investasi, kredit modal kerja dan kredit konsumsi lainnya. Sementara KPR diperkirakan lebih longgar.
Pembiayaan korporasi pada Agustus 2023, terindikasi tumbuh melambat tercermin dari saldo bersih tertimbang pembiayaan korporasi sebesar 14,7%, lebih lambat dibandingkan SBT 17,6% pada Juli 2023.
Perlambatan terjadi pada sektor pertanian dan perdagangan serta transportasi dan pergudangan. Perlambatan yang terjadi terutama sebagai dampak penurunan kegiatan operasional karena melemahnya permintaan domestik dan ekspor, serta penundaan sejumlah rencana investasi.
Sementara kebutuhan pembiayaan korporasi sektor informasi dan komunikasi serta industri pengolahan mengalami pertumbuhan.
Sementara itu kebutuhan pembiayaan rumah tangga pada Agustus 2023 melalui utang atau kredit terpantau relatif stabil dibandingkan bulan sebelumnya.
Berdasarkan jenis penggunaan, mayoritas pembiayaan yang diajukan oleh responden rumah tangga pada Agustus 2023 adalah kredit multiguna, kredit kendaraan, kredit peralatan rumah tangga, kredit kepemilikan rumah (KPR) dan kartu kredit.
Mayoritas pengajuan pembiayaan pada Agustus 2023 masih dilakukan oleh rumah tangga dengan tingkat pengeluaran Rp3-5 juta per bulan.