23 September 2025 20:53
Badan Gizi Nasional (BGN) menyoroti insiden keracunan makanan yang dialami sejumlah siswa peserta program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Cipongkor, Jawa Barat, sebagai pelajaran penting untuk evaluasi menyeluruh. Kepala BGN Dadan Hindayana memastikan bahwa pihaknya sedang meninjau dan memperbaiki pola produksi MBG untuk mencegah kejadian serupa terulang.
Insiden keracunan di Cipongkor dilaporkan pada malam 22 September 2025, dan setelah verifikasi, Dadan Hindayana langsung mengunjungi lokasi pada dini hari berikutnya.
Dadan Hindayana menemukan bahwa fasilitas Sentra Produksi Pangan Gizi (SPPG) yang memasak makanan di Cipongkor memiliki standar kebersihan yang baik. Namun, hasil investigasi awal menunjukkan bahwa keracunan kemungkinan besar disebabkan oleh waktu memasak yang terlalu awal, sehingga makanan terlalu lama berada di suhu ruang sebelum didistribusikan.
"SPPG itu memasak terlalu awal, sehingga masakan terlalu lama," ujar Dadan Hindayana dalam Primetime News, Metro TV, Selasa 23 September 2025.
BGN telah berkoordinasi dengan seluruh SPPG, terutama yang baru beroperasi satu bulan terakhir, untuk mengubah pola produksi. SPPG diinstruksikan untuk mulai memasak di atas pukul 03.30 dini hari agar waktu antara proses memasak dan pengiriman tidak melebihi empat jam.
Untuk SPPG yang baru, BGN menginstruksikan agar mereka memulai pelayanan secara bertahap. Misalnya, melayani dua sekolah terlebih dahulu, kemudian meningkat ke empat, lalu 10, hingga akhirnya bisa melayani jumlah penerima manfaat secara maksimal setelah menguasai seluruh proses.
Dadan Hindayana turut menekankan pentingnya SPPG mengelola aspek psikologis anak-anak yang trauma akibat keracunan. Ia juga menyatakan bahwa SPPG yang terbukti teledor akan dikenakan sanksi, seperti penghentian operasional sementara untuk melakukan analisis menyeluruh dan perbaikan.
"Anak-anak yang mengalami gangguan pencernaan kan pasti akan mengalami trauma. Jadi salah satu aspek yang juga termasuk harus mereka kelola adalah bagaimana agar yang trauma ini bisa kembali percaya bahwa mereka itu akan aman ketika mengonsumsi makan bergizi gratis," ucapnya.
BGN berharap evaluasi dan perbaikan ini dapat memastikan program MBG berjalan aman, efektif, dan memberikan manfaat gizi yang optimal bagi anak-anak Indonesia.