1 April 2025 14:34
Emiten berkode saham GIAA atau PT Garuda Indonesia Persero Tbk mencatatkan kerugian bersih USD69,78 atau sekitar Rp1,15 triliun. Meski meraup pendapatan usaha secara konsolidasi sebesar USD3,42 miliar atau sekitar Rp56,55 triliun dan naik 16,34% dibandingkan tahun sebelumnya, namun maskapai pelat merah ini masih mencatatkan kerugian bersih sebesar Rp1,15 triliun.
Direktur Utama Garuda Indonesia Wamildan Tsani menyatakan kinerja keuangan perusahaan masih dipengaruhi oleh berbagai tantangan eksternal. Selain itu, kenaikan beban usaha menjadi salah satu faktor utama penyebab kerugian Garuda sepanjang 2024.
Baca: H-3 Lebaran, Bandara Soetta Catat Angka Tertinggi 184 Ribu Penumpang |