Tekanan Global Jadi Pemicu Utama Hengkangnya Rp9,76 Triliun Modal Asing

7 October 2025 12:18

Pasar keuangan Indonesia mencatat aliran keluar modal asing atau capital outflow tertinggi sepanjang 2025 terjadi selama enam pekan berturut-turut sejak akhir Agustus. Head of Economic and Research UOB Indonesia, Enrico Tanuwidjaja, menjelaskan tekanan global menjadi faktor utama di balik keluarnya investor asing dari pasar domestik.

Menurut Enrico, pasar saham berbasis teknologi dan artificial intelligence di dunia sedang mengalami reli yang mendorong investor global memindahkan modalnya. Ia menyebut, sejak akhir Agustus tercatat penurunan hampir USD3 miliar di pasar obligasi Indonesia, sementara di pasar saham terjadi outflow dengan nilai yang sama. 

“Investor asing keluar, tapi investor domestik masih masuk. Jadi penyebabnya lebih bersifat global,” ujar Enrico dalam program Zona Bisnis Metro TV, pada Selasa, 7 Oktober 2025.

Ia menilai kondisi Indonesia masih relatif baik dibanding negara berkembang lain seperti Malaysia, Filipina, dan Thailand. Kebijakan moneter yang berpotensi melonggar serta kebijakan fiskal yang ekspansif disebut mampu menjaga daya tarik ekonomi Indonesia. 

“Sektor-sektor dengan multiplier effect tinggi seperti makanan, logistik, dan pariwisata masih menjanjikan. Namun Indonesia perlu reformasi struktural agar nilai tukar yang kompetitif bisa dimanfaatkan untuk ekspor,” jelas Enrico.

Meski terjadi capital outflow, pasar saham domestik masih mencatatkan rekor tertinggi. Dana asing yang keluar lebih didominasi oleh hot money atau dana spekulatif jangka pendek, sementara investor dalam negeri masih menunjukkan kepercayaan pada pasar. 
 


Enrico menilai arus dana spekulatif tidak seharusnya menjadi tolok ukur utama dalam membaca kondisi pasar. Menurutnya, investasi langsung atau foreign direct investment jauh lebih penting karena bersifat jangka panjang dan memberikan dampak nyata bagi perekonomian nasional.

Selain itu, Enrico menekankan pentingnya pengelolaan fiskal dan defisit anggaran agar tetap seimbang. Stabilitas pengelolaan utang dan nilai tukar rupiah, katanya, menjadi perhatian utama para investor global. kebijakan pelonggaran suku bunga Bank Indonesia diperkirakan akan berlanjut dua kali lagi hingga mencapai level 4,25 persen.

Enrico optimistis terhadap potensi besar Indonesia di sektor digital dan pertumbuhan kelas menengah. Ia menilai, Indonesia berpeluang menjadi basis produksi sekaligus pasar konsumsi yang kuat jika reformasi struktural dijalankan secara konsisten dan berkelanjutan.

(Aulia Rahmani Hanifa)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Silvana Febriari)