Pemerintah Indonesia masih menantikan sisa artefak budaya yang belum dikembalikan oleh Belanda. Ada empat artefak budaya utama yang sangat dinantikan oleh pemerintah Indonesia.
Keempat arfetak budaya itu terdiri dari kerangka pithecanthropus erectus, pelana kuda Pangeran Diponegoro, Alquran milik Teuku Umar, dan pusaka Luwuk. Pemerintah Indonesia masih menantikan proses pengembalian dari Belanda.
"Pekerjaan rumahnya masih ada empat kelompok koleksi itu lagi. Kami juga sudah sepakat untuk mulai membicarakan pengajuan yang baru," kata Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Hilmar Farid, Kamis, 13 Juli 2023.
Ada yang menarik dari pusaka Luwuk. Menurut Hilmar, pemerintah Belanda belum berhasil mengidentifikasi lokasi penyimpanan pusaka dari Sulawesi tersebut. Bahkan pemerintah negeri kincir angin tersebut juga belum mengetahui pasti jumlahnya.
"Sampai saat ini belum berhasil juga diidentifikasi," kata Hilmar.
Di samping empat arfetak budaya itu, pemerintah Indonesia mengajukan pengembalian beberapa benda budaya lainnya ke pemerintah Belanda. Misalnya, prasasti dan beberapa benda bersejarah pada era Kerajaan Majapahit.
Sebelumnya, dua museum Belanda akan menyerahkan 478 artefak budaya kembali ke Indonesia dan Sri Lanka, mulai dari meriam yang dihias dengan mewah hingga logam mulia dan perhiasan. Artefak itu diambil seringkali dengan paksa di era kolonial.
Proses penyerahan itu dilaksanakan di Museum Volkenkunde, Leiden, Belanda, Senin, 10 Juli 1023. Upaya ini bisa tercapai berkat kerja sama dan kerja keras kedua komite repatriasi serta dukungan kedua pemerintah.
