.,
22 December 2025 17:54
Pasca banjir bandang di wilayah Sumatra, pemerintah mulai membangun hunian tetap (huntap) untuk para korban terdampak bencana. Targetnya, huntap tersebut akan rampung pada Maret 2026.
Upaya pemerintah ini menjawab kekhawatiran korban bencana yang kehilangan rumah karena tertimbun longsor atau dihantam banjir bandang di Sumatra. Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman akan membangun 130 rumah tetap untuk korban tanah longsor di Tapanuli Utara, Sumatra Utara (Sumut). Pemerintah juga akan memastikan bangunan diberikan bersama dengan sertifikat kepemilikan lahan.
Pembangunan dimulai pada Minggu, 21 Desember 2025. Pemerintah menargetkan 130 huntap selesai dibangun dalam waktu tiga bulan sehingga korban bisa segera tinggal di rumah pribadi dari pemerintah pada Maret 2026.
Pemerintah juga memastikan huntap yang dibangun akan layak huni. Rumah yang diberikan akan memiliki dua kamar tidur dan satu kamar mandi. Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman pun menyerahkan pemberian fasilitas kepada Bupati Tapanuli Utara.
Pemerintah daerah (Pemda) diminta menyumbang pembangunan akses air minum, jalan perumahan, hingga jaringan listrik pada tiap rumah yang diberikan untuk korban di Tapanuli Utara. “Mari kita bersatu gitu. Apa yang bisa bantu tenaga, pikiran, pengalaman bersatu,” ujar Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Maruarar Sirait, dalam Breaking News, Metro TV, pada Senin, 22 Desember 2025.
Sementara itu, banyak rumah korban bencana dalam di Sumatra yang rusak bahkan tertimbun lumpur hingga mencapai atap rumah. Salah satunya di Desa Meunasah Raya, Kabupaten Pidie Jaya, Aceh. Sejumlah rumah warga tertimbun lumpur yang sudah mengeras sampai bagian atas bangunan.
Warga pun berharap pemerintah segera mengirimkan bantuan alat berat untuk memudahkan penggalian lumpur yang mengubur rumah mereka. Selain lumpur, banyak juga rumah warga yang rusak sampai hancur total karena terhantam kayu gelondongan dan puing-puing banjir bandang.
Hingga kini, masih terdapat 1200 warga yang mengungsi karena tidak bisa pulang ke rumahnya. Warga Desa Meunasah Raya hanya bisa berharap pemerintah segera memberikan bantuan.
“Kami butuh akses jalan untuk menuju ke jalan lintas Banda Aceh–Medan. Sampai hari ini kurang lebih 25 hari belum ada satu alat berat pun yang masuk ke desa kami,” kata Ketua Pemuda Desa Meunasah Raya, Muzakir.