30 November 2025 20:54
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto, merespons insiden penghadangan dan perebutan bantuan logistik oleh sekelompok warga terdampak bencana di wilayah Sumatera Utara dan Aceh. Suharyanto meminta semua pihak untuk tidak melabeli aksi tersebut sebagai penjarahan atau tindak kriminal, melainkan bentuk kepanikan warga yang kelaparan.
Insiden tersebut dikonfirmasi terjadi saat proses distribusi bantuan di Bandara Pinangsori, Tapanuli Tengah, serta di wilayah Aceh Tamiang.
"Bukan hanya di Aceh Tamiang, tadi di Tapanuli Tengah saat kita mendistribusikan logistik ke Bandara Pinangsori, ada sekelompok masyarakat yang berusaha merebut logistik itu. Ya, kami perintahkan untuk diberikan saja," ujar Suharyanto dikutip dari Metro Hari Ini, Metro TV, Minggu 30 November 2025.
Kendala Distribusi dan Situasi Terkini
Suharyanto menegaskan keyakinannya bahwa masyarakat tidak memiliki niat jahat. Tindakan nekat tersebut dipicu oleh rasa takut tidak kebagian makanan setelah berhari-hari terkepung bencana tanpa asupan logistik yang memadai.
"Tentu saja kita yakin dan percaya bahwa masyarakat ini bukan niatnya jahat, tapi karena takut. Mungkin karena memang sudah beberapa jam atau mungkin ada yang belum makan dari beberapa hari," jelasnya.
Kepala BNPB memastikan bahwa stok logistik pemerintah sangat mencukupi untuk masa tanggap darurat. Kendala utama yang menyebabkan keterlambatan di beberapa titik adalah kapasitas angkut transportasi.
Akses darat yang terputus memaksa distribusi dilakukan via udara menggunakan pesawat kecil atau helikopter yang memiliki daya angkut terbatas. Hal inilah yang kadang menimbulkan persepsi di masyarakat bahwa bantuan datang sedikit atau terlambat.
"Logistik ini akan datang secara terus-menerus, bukan hanya sekali dua kali. Kita kendalanya adalah kapasitas angkut. Di titik yang terputus jalur darat hanya bisa melalui udara, itu pun pesawat kecil," terang Suharyanto.
Setelah diberikan penjelasan dan pemahaman bahwa bantuan akan terus mengalir, Suharyanto memastikan situasi di lapangan, baik di Tapanuli Tengah maupun Sibolga, kini sudah kondusif.