14 November 2023 15:12
Konflik Palestina dan Israel adalah bagian dari sejarah panjang keberpihakan Indonesia pada kemerdekaan Palestina. Hal ini telah dilakukan oleh Presiden RI ke-1 Bung Karno dan segenap pendiri bangsa sejak awal kemerdekaan dan terus konsisten hingga presiden saat ini.
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang digelar di King Abdulaziz International Convention Center (KAICC), Riyadh, Arab Saudi, menghasilkan resolusi yang berisi 31 keputusan kuat dan keras untuk menghentikan konflik Israel-Palestina di Jalur Gaza.
Resolusi ini juga menunjukkan kesatuan posisi OKI terhadap situasi di Gaza yang disebutnya sangat memprihatinkan.
Para pemimpin OKI, termasuk Presiden Joko Widodo, mengecam agresi Israel di Gaza dan mendesak Dewan Keamanan PBB untuk bertindak dengan menghasilkan sebuah resolusi yang membuat kekejaman di Jalur Gaza dapat segera diakhiri dan bantuan kemanusiaan yang dapat segera didistribusikan serta pentingnya semua pihak mematuhi hukum internasional.
Isi resolusi OKI juga mengecam pemindahan paksa 1,5 juta warga Palestina dari wilayah utara ke selatan Gaza yang menurut Konvensi Jenewa keempat merupakan kejahatan perang serta mengecam standar ganda dalam penerapan hukum internasional.
OKI mendorong dimulainya proses perdamaian yang sungguh-sungguh untuk mencapai perdamaian berdasarkan solusi dua negara.
Resolusi juga menolak usulan untuk memisahkan Gaza dari Tepi Barat termasuk Yerusalem Timur dan menegaskan bahwa Gaza dan Tepi Barat adalah satu kesatuan.
Selain KTT Luar Biasa OKI, Indonesia juga sudah terus berupaya untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina dan mendukung kemerdekaan Palestina. Tidak hanya di konflik kemanusiaan saat ini saja, namun jauh sebelum ini Indonesia juga terus berdiri bersama Palestina.
Di antaranya Indonesia selalu mengecam kekerasan yang selama ini dilakukan Israel. Indonesia juga melakukan berbagai upaya diplomatik salah satunya lewat OKI dan juga Liga Arab serta berbagai konferensi internasional lainnya.
Indonesia juga terus mendesak DK PBB untuk menghasilkan resolusi-resolusi yang mendukung kemerdekaan Palestina, menegaskan posisi dan sikap Indonesia menentang penjajahan Israel di berbagai forum internasional yang ada, rutin berkomunikasi dengan para menteri luar negeri guna membela hak-hak rakyat Palestina dan tentunya Indonesia juga terus konsisten untuk mendukung solusi dua negara.
Seperti kata proklamator sekaligus Presiden pertama Indonesia, Bung Karno, pada 1962 yang tegas menyatakan selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka sepanjang itulah bangsa Indonesia berdiri menentang penjajahan Israel.