Ini Daftar Kerugian Indonesia usai Gagal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20
N/A • 31 March 2023 07:34
Pada 2019, Indonesia bersaing dengan Brasil dan Peru untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Saat itu, FIFA memutuskan Indonesia menjadi tuan rumah kompetisi bergengsi sepak bola itu. Namun, kini, status tuan rumah batal karena penolakan terhadap Timnas Israel bermain di Indonesia. Berikut kerugian Indonesia usai gagal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.
Kerugian modal penyelenggaraan
-Juli 2020
Pemerintah mengucurkan dana Rp400 miliar untuk persiapan pelaksanaan Piala Dunia U-20. Kementerian PUPR juga mengeluarkan dana Rp489 miliar untuk merenovasi stadion.
-Juni 2022
Kemenpora mengalokasikan dana Rp500 miliar untuk persiapan Piala Dunia U-20.
Total kerugian penyelenggaran Piala Dunia U-20 2023 mencapai Rp1,4 triliun. Ketika status tuan rumah dicabut FIFA, modal yang dikeluarkan sebagai bentuk kerugian. Namun, peremajaan stadion, renovasi, dan pembangunan infrastruktur tetap diperlukan.
Kerugian dari sektor pariwisata
Qatar yang menjadi tuan rumah Piala Dunia mencatat jumlah turis yang datang naik menjadi 2,56 juta orang pada 2022. Angka itu melonjak empat kali lipat dibandingkan 2021 hanya 610 ribu orang.
Sembilan tahun lalu, Brazil menjadi tuan rumah Piala Dunia. Pada 2014, 6,43 juta turis mengunjungi Brasil atau naik 10,6?ri sebelumnya 5 juta turis.
Berkaca dari acara internasional yang digelar di Indonesia, G-20 menjadi alasan sektor pariwisata meningkat. Saat itu, hunian hotel di Nusa Dua, Bali, menurut Menparekraf Sandiaga Uno, meningkat 70%. Bahkan, kontribusi ekonomi dari G-20 mencapai USD533 juta atau Rp7,4 triliun. Tidak hanya sampai di situ, 33 ribu tenaga kerja juga berhasil terserap pada event itu.
Kerugian dari batalnya Piala Dunia U-20 di Indonesia dibagi menjadi tiga, yakni hilangnya magnet investor ke Indonesia, kesempatan mempromosikan pariwisata dan budaya lenyap, dan ekonomi kreatif seperti UMKM ikut rugi mendongkrak pemasukan.
(Christine Sheptiany)