10 August 2025 20:38
Gelaran Jakarta Fashion Festival (JF3) 2025 yang berlangsung dari 25 Juli hingga 2 Agustus telah usai, menandai tahun ke-21 eksistensinya sebagai salah satu panggung mode terbesar di Asia Tenggara. Dengan mengusung tema "Recrafted: A New Vision", festival tahun ini menjadi sebuah gerakan yang mengajak seluruh pelaku industri untuk mendefinisikan ulang warisan budaya sebagai kekuatan masa depan, sekaligus mendorong praktik mode yang berkelanjutan.
Tema "Recrafted: A New Vision" diterjemahkan secara harfiah oleh para desainer dalam koleksi mereka. Aspek keberlanjutan (sustainability) menjadi sorotan utama, seperti yang ditampilkan dalam sebuah koleksi yang memanfaatkan limbah botol plastik sebagai ornamen (embellishment) busana. Komitmen ini sejalan dengan pesan penyelenggara yang menekankan pentingnya circular fashion, di mana desainer bertanggung jawab menciptakan produk berkualitas tinggi dan tahan lama, sementara konsumen didorong untuk membeli secara bijak dan menghindari kultur busana sekali pakai.
Di sisi lain, tema ini juga dieksplorasi melalui inovasi yang menyatukan tradisi dengan teknologi modern. Desainer Ernesto Abram, misalnya, mengangkat semangat nasionalisme dengan mengolah tekstil yang terinspirasi dari budaya tradisional menggunakan teknologi terkini. Sementara itu, Ariy Arka melalui labelnya, AB by Ariy Arka, menginterpretasikan makna Bunga Wijaya Kusuma sebagai simbol kemenangan ke dalam motif busana pria yang kontemporer.
Panggung JF3 2025 turut menampilkan keragaman kreativitas desainer tanah air. Hartono Gan menyajikan narasi tentang maskulinitas dan feminitas melalui koleksi yang bertransformasi dari setelan jas yang kuat menjadi gaun-gaun lembut yang menonjolkan siluet tubuh. Di sisi lain, Lakon Store melalui tema "PS. I Love You" mencoba menyebarkan energi positif sebagai respons terhadap kondisi dunia saat ini.
Lebih dari sekadar peragaan busana, JF3 terus berkomitmen pada pengembangan talenta baru. Melalui program "Pintu Inkubator", festival ini bertujuan untuk membina desainer dan jenama lokal agar dapat bersaing secara solid di pasar internasional. Harapannya dalam 20 tahun ke depan, akan ada beberapa desainer atau jenama Indonesia yang bisa sukses di pasar internasional melalui program ini.