25 December 2025 13:30
Di saat sebagian besar umat merayakan Natal dengan kemeriahan, suasana berbeda menyelimuti warga Sumatra Utara. Tahun ini, Natal hadir dalam kesederhanaan yang mendalam di tengah duka akibat bencana alam yang melanda. Tanpa gemerlap lampu hias atau pohon terang, warga memilih bersimpuh dalam doa demi pemulihan kehidupan.
Bagi para pengungsi, perayaan Natal kali ini berpindah dari rumah-rumah yang nyaman ke tenda-tenda darurat. Di tengah puing-puing bangunan dan rasa lelah yang belum usai, ibadah tetap digelar untuk menjaga semangat para korban.
Situasi ini diakui sangat kontras dengan tahun-tahun sebelumnya. Warga masih diliputi rasa was-was akan potensi banjir susulan yang mungkin kembali menerjang pemukiman mereka. Meski demikian, pesan spiritual terus dikobarkan untuk menguatkan iman para jemaah.
"Kita sebagai hamba Tuhan tetap memotivasi, memberikan spirit dan firman Tuhan supaya mereka tetap percaya Tuhan sudah lahir dan tinggal bersama kita. Itulah menjadi senjata kemenangan kita," ujar pendeta HKBP Ressort Tukka, Paten Sidabutar.
Baca juga:
Kardinal Suharyo: Seluruh Paroki Katolik Galang Bantuan Bencana Sumatra-Aceh |