Sejumlah delegasi dari The Matsushita Institute of Government and Management (MIGM) mengunjungi pesemayaman abu dari mendiang Jenderal I Gusti Kompyang (IGK) Manila di Gedung Akademi Bela Negara (ABN) Partai NasDem pada Jumat sore, 22 Agustus 2025.
Dalam kunjungan ini, Matsushita Institute mengucapkan turut bela sungkawa sedalam-dalamnya atas kepergian sosok pendidik IGK Manila. Kepergian Gubernur ABN IKG Manila, menjadi sebuah duka bagi institusi pendidikan.
"Kami sangat berduka dengan meninggalnya Bapak IGK Manila," kata Morioka.
Yoichiro Morioka, Director Education and Training Department of The Matsushita Institute mengucapkan bela sungkawa, lantaran kesamaan antara The Matsushita Institute of Government and Management memiliki kesamaan dengan Akademi Bela Negara yang sama-sama mendidik generasi muda.
Selain menyampaikan rasa duka dalam kunjungan ini, Morioka turut mengucapkan rencananya untuk berkolaborasi dengan Akademi Bela Negara. "Untuk itu kami ingin berkolaborasi dengan ABN untuk bersama-sama membangun generasi muda baik di Indonesia maupun di Jepang," ungkapnya.
Mengenang Perjuangan IGK Manila untuk Bangsa
Gubernur Akademi Bela Negara atau ABN Partai Nastem, I Gusti Kompyang Manila meninggal dunia pada Senin, 18 Agustus 2025 di Rumah Sakit Bunda Jakarta pada usia 83 tahun. Lahir di Singaraja Bali pada 8 Juli 1942, IGK Manila merupakan perwira pertama lulusan Akademi Militer Nasional atau AMN pada tahun 1964 dari kecabangan korps polisi militer.
Almarhum merupakan 15 perwira remaja pertama TNI Angkatan Darat yang langsung terjun dalam berbagai operasi militer besar seperti operasi penumpasan G30S/PKI, operasi Dwikora, dan bertugas di Timur Tengah sebagai perwira kontingen Garuda 7.
Berbagai penugasan dari negara telah membentuk pribadi IGK Manila sebagai sosok yang tegas, berani, dan loyal. Mayjen TNI Purnawirawan IGK Manila juga pernah mengemban jabatan di pemerintahan di antaranya sebagai Sekjen Departemen Penerangan RI periode 1998-2000.
Pada masa itu pula IGK Manila membantu berdirinya Metro TV sebagai televisi berita pertama di Indonesia yang didirikan oleh tokoh pers Surya Paloh.
Selama pengabdiannya untuk negeri, IGK Manila dianugerahi berbagai penghargaan termasuk Satya Lencana Kesetiaan. Satya Lencana Seroja dan Bintang Yudaharma.
Di dunia olahraga, nama Harum IGK Manila juga dikenal sebagai Bapak Wushu Indonesia dan pernah membawa Timnas sepak bola Indonesia meraih medali emas di ajang SEA Games 1991.
Almarhum juga sempat menjadi manajer tim Persija Jakarta serta mengantarkan Bandung Raya menjuarai Liga Indonesia tahun 1996. Kepergian IGK Manila tak hanya meninggalkan duka bagi Partai NasDem, sosoknya sebagai perwira tinggi TNI, pendidik, negarawan, dan pembina generasi muda meninggalkan duka mendalam bagi semua pihak yang mengenalnya.