Pakar Sarankan Warga Sekitar Semeru Direlokasi Permanen

20 November 2025 19:28

Erupsi Gunung Semeru kembali menjadi sorotan. Pakar Vulkanologi, Surono, menegaskan bahwa satu-satunya solusi utama untuk melindungi masyarakat adalah relokasi permanen, karena risiko bencana susulan di wilayah yang pernah dilanda awan panas sudah pasti terjadi.

Surono menjelaskan, pendeteksian aktivitas gunung api bergantung pada jenis erupsinya. Awan panas guguran yang berasal dari runtuhnya kubah lava di puncak sangat sulit dideteksi secara instrumental. Namun, letusan yang dibangun dari tekanan magma akan memberikan sinyal instrumental berupa peringatan dini yang memiliki empat level Normal (Level I), Waspada (Level II), Siaga (Level III), dan Awas (Level IV). Sinyal ini menunjukkan adanya peningkatan aktivitas, bukan meramal waktu atau besaran letusan.

Surono menyoroti bahaya serius di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III atau zona merah yang berpotensi dilanda awan panas. Ia mengingatkan bahwa awan panas bisa meluncur hingga kecepatan 300 kilometer per jam (km/jam) dengan suhu mencapai lebih dari 400 derajat celcius, membawa gas, abu, hingga bongkahan material.

Menggunakan analogi filosofis, Surono menyebut jalur awan panas sebagai "tuan rumah," sementara manusia adalah "tamu." Ia menekankan bahwa manusia tidak dapat mengalahkan alam atau teknologi, melainkan harus mengalah untuk menang.

"Risiko terkena kembali awan panas seperti saat ini itu sudah pasti, hanya waktu yang tidak bisa kita pastikan," tegasnya dikutip dari Metro Hari Ini, Metro TV, Kamis, 20 November 2025.

Melihat risiko yang pasti, Surono mendesak pemerintah pusat maupun daerah untuk menggunakan unsur paksa dalam merelokasi warga demi keselamatan jiwa dan harta benda mereka.

"Pemerintah mempunyai unsur paksa kepada masyarakat yang sekarang terkena demi keselamatan jiwa dan harta mereka. Itu kewajiban pemerintah untuk melindungi," ujar Surono.

Ia juga berpesan agar peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) digunakan secara saintifik sebagai data dasar penataan ruang yang berbasis pada perlindungan masyarakat agar hak hidup aman mereka terpenuhi.
 


Surono memberikan peringatan keras kepada masyarakat yang tinggal di dekat bantaran sungai yang tertimbun endapan awan panas. Di musim hujan, air dapat memicu letusan sekunder (ledakan freatik) yang berbahaya. Selain itu, potensi lahar dingin juga menjadi ancaman sekunder yang harus diwaspadai.

Surono kembali menegaskan bahwa mitigasi paling penting saat ini hanya ada satu, lindungi mereka dengan cara direlokasi ke tempat yang lebih aman. Karena kalau dia sudah terlanda sekarang, suatu hari akan terlanda lagi awan panas yang sama. Kita harus tunduk kepada yang punya rumah itu saja.


(Muhammad Fauzan)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Sofia Zakiah)