8 August 2024 14:31
Jakarta: Presiden Joko Widodo menaikkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2024 tentang kesehatan dan salah satu poin penting dalam PP Nomor 28 tahun 2024 adalah aturan pembatasan kadar gula, garam, dan lemak (GGL) dalam produk pangan kemasan. Terbitnya PP Nomor 28 tahun 2024 ini sebagai respon atas isu kesehatan seperti diabetes yang menjadi salah satu penyebab kematian terbesar secara global, juga di Indonesia.
Menurut Kementerian Kesehatan, diabetes serta penyakit turunannya seperti penyakit jantung dan stroke menjadi beban terbesar dalam jaminan kesehatan nasional. Dalam PP Nomor 28 tahun 2024 Pasal 195 Ayat 1 disebutkan, bahwa orang yang memproduksi, mengimpor, dan atau mengedarkan pangan olahan termasuk pangan olahan siap saji wajib memenuhi ketentuan batas maksimum kandungan gula, garam, dan lemak serta mencantumkan label gizi termasuk kandungan gula garam dan lemak pada kemasan pangan olahan atau pada media informasi untuk pangan olahan siap saji.
Dalam Pasal yang sama di ayat 2 disebutkan, jika ternyata melebihi ketentuan batas maksimum kandungan GGL maka dilarang melakukan iklan promosi dan sponsor kegiatan pada waktu lokasi dan kelompok sasaran tertentu. Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, Tulus Abadi memiliki harapan tinggi terhadap PP Nomor 24 Tahun 2024. Menurutnya, jika diaplikasikan secara sungguh-sungguh akan menghasilkan perubahan positif untuk kesehatan publik.
"Kalau dilihat dari momennya, pengesahan PP Kesehatan Nomor 28 tahun 2024 itu saya kira memang momen yang strategis karena secara keseluruhan kalau ini dilakukan secara konsisten dan sungguh-sungguh maka dapat menjadi trigger untuk pemerintah ke depan mewujudkan satu fenomena generasi emas 2045," ungkap Tulus dalam Program Selamat Pagi Indonesia, Metro TV, Kamis, 8 Agustus 2024.
"Ada tiga yang saya soroti yaitu pengendalian garam, gula, lemak, pengendalian produk susu formula, dan upaya pengendalian masalah konsumsi rokok atau konsumsi tembakau. Saya kira tiga komoditas ini punya peran strategis untuk mengubah gaya hidup masyarakat yang selama ini cenderung tidak sehat menjadi lebih sehat," kata Tulus.