3 October 2024 22:52
Deflasi terjadi di dalam negeri sejak 5 bulan terakhir secara berturut-turut. Meski demikian, Bank Indonesia (BI) dan pemerintah menyebut hal ini tidak menunjukan pelemahan ekonomi Indonesia, karena harga komoditas di pasar masih terkendali.
Indonesia mengalami deflasi dalam 5 bulan beruntun sejak Mei 2024. Deflasi yang mulai terjadi sejak Mei 2024 lalu sebesar 0,03 persen secara bulanan atau month to month.
Deflasi semakin dalam di Juni 2024 dengan menyentuh angka 0,08 persen, dan semakin buruk pada Juli 2024 hingga menembus angka 0,18 persen.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, deflasi mulai membaik pada Agustus 2024, yakni kembali ke 0,03 persen. Namun, pada September 2024 angka deflasi kembali memburuk pada angka 0,12 persen.
Pelaksana Tugas atau Plt Badan Pusat Statistik Indonesia, Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan deflasi September ini merupakan deflasi bulanan kelima berturut-turut di 2024.
"Deflasi pada September 2024 ini terlihat lebih dalam dibandingkan Agustus 2024 dan ini merupakan deflasi kelima pada 2024 secara bulanan." kata Plt Badan Pusat Statistik Indonesia, Amalia Adininggar Widyasanti.
Pakar Kebijakan Publik dan Ekonomi UPN Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat mengatakan, deflasi merupakan pertanda penurunan daya beli masyarakat. Namun, tidak hanya soal penurunan daya beli, kondisi yang terjadi saat ini juga menunjukan adanya ketimpangan ekonomi antara kelas menengah ke atas dengan kelas menengah ke bawah.
"Di sisi lain, kelas menengah bawah yang daya belinya terus tergerus oleh beberapa faktor mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya." kata Pakar Kebijakan Publik dan Ekonomi UPN Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat.
Sementara itu, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Juda Agung mengatakan, deflasi selama 5 bulan beruntun belum tentu menunjukan pelemahan ekonomi Indonesia. Menurutnya, inflasi Indonesia dalam beberapa tahun terakhir cenderung stabil dan masih berada dalam rentang target BI, yakni 2,5 plus minus 1 persen.
"Inflasi kita ini dalam beberapa tahun terakhir sangat stabil, sekitar 2 persen dan itu masih dalam range Bank Indonesia, 2,5 plus minus 1 persen." ucap Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Juda Agung.
Stabilitas inflasi yang berada dalam target tersebut mencerminkan perekonomian masih berada dalam kendali dan tidak memerlukan langkah kebijakan yang drastis.
Meski Bank Indonesia menyebut perekonomian masih berada dalam kendali dan tidak memerlukan langkah kebijakan yang drastis, namun pemerintah diminta untuk mewaspadai fenomena deflasi yang sudah terjadi beruntun dalam 5 bulan terakhir. Terlebih deflasi pada September 2024 sebesar 0,12 persen ini merupakan deflasi terdalam dibandingkan bulan yang sama dalam 5 tahun terakhir.