23 October 2023 16:30
Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) melakukan Gerakan Seribu Pengusaha Gotong Royong dalam program Gerakan Anak Sehat Kolaborasi Inklusif Pengusaha Indonesia Atasi Stunting (GAS KIPAS). Program tersebut didasari pada pengusaha yang membawa sumber dana, kreatifitas, dan jaringan untuk menyelesaikan persoalan stunting nasional.
Sebagai bagian dari upaya nasional untuk mencapai target pengurangan stunting sebesar 14% pada 2024, Apindo turut berupaya berkontribusi dalam pencegahan stunting yang memiliki korelasi dengan pertumbuhan ekonomi.
Melalui Gerakan Seribu Pengusaha Gotong Royong untuk stunting secara kolaboratif mendukung Gerakan Anak Sehat Kolaborasi Inklusif Pengusaha Indonesia Atasi Stunting (GAS-KIPAS Stunting Apindo) melalui peningkatan akses pangan, pendidikan dan kesehatan serta penyuluhan, yang saat ini dilaksanakan di tiga provinsi di pulau Jawa.
Program GAS-KIPAS Stunting sendiri merupakan langkah Apindo bekerja sama dengan Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Gizi (Aipgi) bersama mitra perguruan tinggi Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) dan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed).
Kegiatan ini dihadiri 1000 penerima manfaat dari kota Serang. Para ibu hamil dan ibu yang memiliki bayi diberikan bantuan makanan.
Dengan mengikuti pedoman teknis dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk mengatasi masalah stunting.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi sadikin mengapresiasi program yang digalakan oleh Apindo bekerja sama dengan universitas. Sehingga membantu Kementerian Kesehatan dalam mengawasi ibu hamil.
Menurutnya, setiap orang harus sepenuhnya sadar bahwa stunting dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak yang berdampak pada produktivitas dan kualitas daya saing mereka di masa depan.
Selanjutnya, Ketua Umum Apindo Shinta Kamdani menjelaskan stunting dapat menjadi penghambat kepada investasi dan momentum pertumbuhan ekonomi. Untuk itu, pihaknya menyadari bahwa ancaman stunting harus diperangi secara serius dengan pendekatan yang inkulsif berbasis sains, dan tetap mendukung kearifan pangan lokal sebagai salah satu strategi utamanya.
Melalui peningkatan akses pangan dengan mendukung program pangan yang terjangkau dan berkualitas bagi masyarakat. Terutama keluarga dengan anak-anak untuk mencegah kondisi gizi buruk dan stunting.
Kemudian investasi dalam pendidikan dan kesehatan berpartisipasi dalam program-program pendidikan dan kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang nutrisi, kesehatan ibu hamil, serta perawatan anak-anak.
Hal itu juga berkaitan dengan minat investor di bidang kesehatan yang sudah mulai melirik dan bisa menjadi bagian dalam mendukung upaya kampanye publik untuk meningkatkan kesadaran tentang stunting dan pentingnya pencegahan sejak dini.
Selain itu, program GAS-KIPAS Stunting Apindo akan terus dikembangkan hingga 2024 untuk dapat menjangkau lebih dari 150 ribu penerima manfaat yang tersebar di lebih dari seribu posyandu di seluruh Indonesia. Khususnya di 14 provinsi prioritas penurunan prevalensi stunting nasional.
Untuk tahap awal, Pilot Project GAS-KIPAS Stunting Apindo dilaksanakan atas kerjasama dengan lebih dari 300 pejuang stunting yang terdiri atas pakar gizi, kader, koordinator lapangan, mahasiswa pendamping lapangan dengan menyasar tiga kota, kabupaten yakni kabupaten Bogor, kota Serang dan kabupaten Purbalingga dengan total 3.600 penerima manfaat.