Sekretaris Jenderal GAPKI, Eddy Martono mengatakan pasokan sawit dari hulu ke hilir tidak pernah ada masalah karena jumlah produksi dengan kebutuhan jauh lebih besar produksi. Namun, berdasarkan pantauan saat ini kegiatan produksi mengalami penurunan.
Eddy mengatakan bahwa yang yang dikhawatirkan adalah produksi sawit mengalami penurunan dalam empat tahun terakhir tetapi konsumsinya terus mengalami peningkatan.
Berdasarkan data, penurunan produksi dari 2019-2022 tidak terlalu signifikan. Namun, jumlah konsumsi dari 2019-2022 mengalami kenaikan hingga 25,2 persen.
Jumlah konsumsi diperkirakan terus mengalami peningkatan setiap tahunnya karena kebutuhan pangan naik seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk.
Hal yang harus dilakukan paling utama saat ini adalah meningkatkan produktivitas dengan program Peremajaan Sawit Rakat. Program tersebut diharapkan dapat berjalan dengan baik.
Sebelumnya, kinerja ekspor Indonesia pada September 2022 tercatat positif pada pertumbuhan 22,8 persen dengan tiga keunggulan ekspor. Salah satunya adalah minyak sawit, Indonesia menyumbangkan 52 persen minyak sawit ke pasar dunia.
Industri sawit berperan penting untuk perekonomian Indonesia. Dengan kinerja perdagangan kelapa sawit yang terus meningkat dan industri ini juga melibatkan banyak pelaku usaha dari berbagai kelompok ekonomi.
