Penyebab kematian Kasat Narkoba Polres Jakarta Timur, AKBP Buddy Alfrits Towoliu masih menjadi misteri. Keluarga menilai dugaan bunuh diri yang dilakukan AKBP Buddy tidak masuk akal. Kriminolog Universitas Indonesia (UI) Adrianus Meliala menilai bahwa tempat kejadian perkara AKBP Buddy bunuh diri termasuk janggal.
"Kalau dilihat dari data tentang orang yang mau bunuh diri, selalu memperlihatkan adanya pola, adanya sinyal-sinyal yang diberikan oleh si pelaku. Entah itu berupa surat, perilaku yang berubah, gerak gerik yang berubah," kata Kriminolog Universitas Indonesia (UI) Adrianus Meliala dalam program Primetime News Metro Tv, Minggu (30/4/2023).
Namun, berdasarkan keterangan keluarga AKBD Buddy tidak ada pola yang disebutkan di atas.
"Kalau berbicara soal sakit, itu saya kira satu hal yang umum juga untuk menjadikan orang lalu bunuh diri. Jangan lupa, walaupun sakit itu umumnya dikombinasikan dengan faktor-faktor lain," tambah Adrianus.
Adrianus juga menilai dugaan bunuh diri yang dilakukan AKBP Buddy yakni 50:50 antara percaya dan tidak percaya.
"Melalui itu, saya ingin mengatakan kepada kita semua agar menunggu apakah memang dalam hal ini ada hal-hal lain yang bisa memperkuat bahwa sebetulnya almarhum (AKBP Buddy) bukan bunuh diri tetapi mungkin dibunuh,"
AKBP Buddy diketahui pergi secara terburu-buru dari Polres Metro Jakarta Timur menggunakan taksi online, Adrianus menilai tindakan dari AKBP Buddy tersebut bahwa adanya urusan pribadi yang tidak ingin diketahui oleh jajarannya.
"Karena sebagai seorang Kasat Narkoba di Jakarta, maka dia sudah peragkat dinas, dia punya mobil dinas, punya supir, punya walpri juga serta punya senjata api yang melekat pada dirinya (AKBP Buddy). Kalau kemudian dalam hal ini dia pergi sendiri ya mungkin karena ada hal-hal yang besifat pribadi yang tidak mau diketahui oleh orang lain," ujar Adrianus.
Sebelumnya, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko menyampaikan berdasarkan hasil penyelidikan sementara dan keterangan beberapa saksi bahwa AKBP Buddy diduga tewas karena bunuh diri. Trunoyudo menambahkan, sebelumnya kasat narkoba mempunyai riwayat penyakit dan sudah beberapa kali melakukan pengobatan.
Hingga kini, pihak kepolisian masih menyelidiki kematian korban termasuk pemeriksaan toksikologi untuk melihat kadar racun dalam tubuh AKBP Buddy.
