Lima bulan sudah, kapten pesawat Susi Air, Mark Mertens Phillips disandera kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya. KKB dikabarkan memberikan batasan waktu negosiasi pembebasan Kapten Phillip Mark Mertens, hingga hari ini, 1 Juli 2023. Apabila pemerintah tidak memenuhi tuntutan, maka mereka mengancam akan mengeksekusi Kapten Phillip.
Ada tiga tuntutan kelompok kriminal bersenjata kelompok Egianus Kogoya yang wajib dipenuhi oleh pemerintah. Pertama adalah uang sebesar Rp5 miliar. Kedua, KKB meminta diberikan persenjataan. Terakhir, pemerintah Indonesia diminta mengakui kemerdekaan Papua. .
Pemerintah menegaskan tidak akan mungkin memenuhi permintaan kemerdekaan Papua. Serta tidak akan memberikan senjata kepada KKB Papua. Hal itu ditegaskan oleh Kapolda Papua Mathius Fakhiri.
Namun sebagai negosiasi, Kapolda menyanggupi permintaan uang sebesar Rp5 miliar yang nantinya akan diambil dari APBD pemerintah daerah.
Sementara TNI menghindari penggunaan kekerasan terhadap pembebasan Kapten Phillips. Alasannya selain berisiko mengancam keselamatan, jalur kekerasan juga bisa membahayakan masyakarat sekitar.
Namun, proses negosiasi menghadapi sejumlah kesulitan. Kondisi medan di Nduga, Papua menyulitkan proses pembebasan. Kemudian KKB diketahui selalu berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lainnya. Sehingga sulit dideteksi.
Kondisi ini menyebabkan komunikasi negosiasi sulit untuk dilakukan. KKB kelompok Egianus Kogoya ini juga kerap menggunakan masyarakat Papua untuk berlindung.
Masyarakat masih menunggu hasil negosiasi yang saat ini sedang berjalan. Semoga KKB tidak terbukti melakukan eksekusi, dan mau bernegosiasi dalam pembebasan pilot Susi Air ini. Apapun bentuk negosiasinya, negara tidak boleh kalah dengan permintaan kelompok kriminal bersenjata. Keutuhan NKRI menjadi harga mati, dan siapapun tidak boleh menjadikannya sebagai alat negosiasi.
