Gubernur Aceh Muzakir Manaf, secara resmi mengizinkan masuknya bantuan internasional untuk mempercepat penanganan bencana di Aceh. Langkah ini diambil guna mengatasi dampak bencana yang meluas di wilayah tersebut.
Aceh sudah mulai menerima bantuan dari luar negeri, termasuk tenaga dokter dan obat-obatan dari Malaysia. Untuk lebih mengintensifkan penanganan dan pencarian korban, Muzakir Manaf bahkan telah mengundang tim dari Tiongkok untuk membantu operasi pencarian korban.
Mualem, biasa dia disapa, menjamin tidak ada larangan bagi bantuan asing untuk masuk ke Aceh. Dia memastikan bantuan tersebut tersalurkan dengan tepat.
"Bantuan dari luar disalurkan dengan tepat. Contohnya, ada dari bantuan dari Kuala Lumpur, Malaysia, juga dengan dokter dan obat-obatan jadi tersalur semuanya," ujar Muzakir Manaf, dikutip dari
Metro Siang Metro TV, Rabu, 10 Desember 2025.
Dia juga menambahkan bahwa bantuan yang diterima belum cukup, sehingga
Malaysia berencana mengirimkan pasokan tambahan dan akan kembali datang membawa obat-obatan sebanyak 3 ton. Sejumlah dokter juga dikirimkan ke Aceh untuk membantu penanganan bencana.
Kebut Distribusi
Sementara itu, pemerintah mempercepat penyaluran
bantuan logistik bagi warga terdampak bencana di Sumatra. Yakni, dengan mengoptimalkan seluruh jalur distribusi.
Hingga 9 Desember 2025, sebanyak 1.638,96 ton bantuan telah dikirimkan melalui jalur darat, laut, dan udara. Pengiriman bantuan untuk memastikan kebutuhan dasar masyarakat terpenuhi tanpa penundaan.
"Seluruh moda distribusi dioptimalkan agar bantuan dapat menjangkau masyarakat terdampak secepat mungkin," kata Staf Khusus Wakil Presiden, Nico Harjanto, dikutip dari
Antara, Rabu, 10 Desember 2025.
Menurut dia, pemerintah memaksimalkan moda transportasi darat, laut, dan udara, agar bantuan dapat menjangkau wilayah yang paling sulit diakses.
“Instruksinya jelas, bantuan harus sampai secepat mungkin. Tidak boleh ada jeda dalam pemenuhan kebutuhan warga,” ujar Nico.
(Aulia Rahmani Hanifa)
Streaming