Penampakan Ponpes di Aceh Tamiang Terkepung Lautan Kayu

15 December 2025 21:24

Jakarta: Banjir bandang yang melanda Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh, pada akhir November lalu menyisakan pemandangan tak biasa. Ribuan batang kayu gelondongan berbagai ukuran menumpuk dan memenuhi kompleks sebuah pondok pesantren. Kayu-kayu tersebut diduga terbawa arus deras dari kawasan pegunungan dan hutan di hulu sungai.

Bangunan pondok pesantren justru menjadi penahan alami yang menghambat laju kayu-kayu gelondongan agar tidak menerjang permukiman warga di sekitarnya. Sejumlah bangunan, termasuk masjid dan asrama santri, berdiri kokoh di tengah kepungan kayu yang menutup hampir seluruh area pesantren.

Pimpinan pondok pesantren setempat, Subhan, mengatakan kayu-kayu tersebut datang bersamaan dengan banjir bandang yang terjadi pada malam hari. Saat kejadian, warga dan pengurus pesantren tengah beristirahat. Namun keesokan paginya, kawasan pesantren sudah dipenuhi kayu dengan ketebalan mencapai beberapa meter.

“Kayu-kayu ini berasal dari pegunungan dan terbawa banjir. Arealnya hampir menutup seluruh pesantren, dengan kedalaman tumpukan mencapai sekitar lima meter,” ujar Subhan.

Ia menambahkan, ketinggian air saat banjir bandang bahkan hampir menyentuh atap bangunan lantai dua. Kondisi ini belum pernah terjadi sebelumnya di kawasan tersebut. Demi keselamatan, para santri sempat dievakuasi ke rumah warga di lokasi yang lebih tinggi, sebelum akhirnya dijemput kembali oleh orang tua masing-masing setelah banjir surut.

Hingga dua pekan pascabencana, aktivitas di pesantren belum sepenuhnya pulih. Aliran listrik dan air bersih di sekitar pesantren masih terputus, sehingga menyulitkan warga dan pengurus dalam membersihkan material banjir serta tumpukan kayu yang ada.

Sejumlah pihak menduga banjir bandang yang disertai material kayu dalam jumlah besar berkaitan dengan kerusakan hutan di wilayah hulu. Data menunjukkan deforestasi di Sumatera mengalami peningkatan signifikan dalam beberapa tahun terakhir, seiring alih fungsi hutan menjadi perkebunan dan area aktivitas lainnya.

Warga berharap ada penanganan segera dari pemerintah dan pihak terkait untuk mengevakuasi kayu-kayu gelondongan tersebut, sekaligus memulihkan akses listrik dan air bersih. Selain pemulihan pascabencana, mereka juga berharap ada langkah serius untuk mencegah bencana serupa terulang di masa mendatang.

(Farouq Faza Bagjawan Alnanto)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Sofia Zakiah)