Antalya: Presiden Prabowo Subianto mengkritik dominasi negara-negara kuat dalam arah diplomasi global saat berbicara di Antalya Diplomatic Forum 2025, di Turki. Diplomasi dunia semakin dikendalikan oleh negara-negara kuat.
Prabowo mengutip sejarawan Yunani kuno Thucydides, bahwa yang kuat akan melakukan apa yang mereka bisa. Sementara yang lemah akan menderita atas apa yang harus mereka derita.
Menurutnya, pepatah itu kini kembali terasa nyata di tengah semakin menguatnya politik kekuasaan dan melemahnya sistem dunia berbasis aturan yang dibangun pasca perang dunia kedua.
Dia menekankan, bahwa negara-negara di belahan selatan, termasuk Indonesia, masih percaya pada demokrasi, kebebasan berekspresi, dan supremasi hukum. Nilai-nilai yang dipelajari dari barat. Namun kepala negara menilai saat ini banyak negara justru kehilangan arah dan tidak lagi memegang prinsip yang sama.
"Terus terang saja, saya sedikit pesimistis tentang keberhasilan diplomasi saat ini. Namun saya sadar kita tidak boleh menyerah pada diplomasi," ujar Prabowo, dalam
Headline News Metro TV, Sabtu, 12 April 2025.
Prabowo tetap menegaskan pentingnya diplomasi dan harus ditempuh. Walaupun banyak negara juga mulai menilai ulang dan mempersiapkan diri untuk kemungkinan terburuk.
Sebagai informasi, Antalya Diplomatic Forum merupakan forum diskusi panel tingkat tinggi yang mempertemukan pemimpin-pemimpin negara dari berbagai kawasan di dunia. Para pemimpin negara duduk bersama membahas berbagai tantangan global dan peluang untuk merajut kerja sama.