16 September 2025 08:32
Persetujuan Presiden Prabowo Subianto yang disampaikan di hadapan 16 tokoh yang tergabung dalam Gerakan Nurani Bangsa (GNB) guna membentuk sebuah badan atau tim independen untuk menginvestigasi rangkaian kerusuhan pada akhir Agustus, patut diapresiasi. Apa yang dijanjikan Kepala Negara itu tidak bisa dianggap sebagai angin lalu yang terlupakan seiring waktu berlalu.
Perkataan Presiden harus termanifestasikan, bukan sekadar menjadi konsep belaka. Komitmen itu menjadi bukti bahwa Presiden mendengarkan suara masyarakat, sekaligus komitmen pada transparansi. Sebab, Kepala Negara bisa saja menyerahkan penanganan kerusuhan itu kepada aparat hukum di bawahnya. Pelibatan tim independen menunjukkan keinginan untuk terbuka agar masyarakat bisa turut mengawasi.
Pemberian ruang pada pengawasan oleh publik tentu memperkuat kepercayaan terhadap institusi negara. Hal itu penting untuk mencegah konflik makin melebar. Bagi publik, kehadiran tim independen dapat memberikan hasil investigasi yang objektif terhadap kerusuhan yang menewaskan setidaknya 10 anak bangsa di samping korban luka, warga ditahan, kerusakan fasilitas umum, kerugian harta benda, hingga trauma sosial yang mendalam itu.
Kepercayaan masyarakat tentu akan lebih kuat kepada tim independen ketimbang bila ditangani oleh aparat negara yang justru masuk dalam pusaran peristiwa kerusuhan. Tim independen juga diharapkan mampu mengurai akar dari sengkarut peristiwa prahara di akhir Agustus itu. Tragedi itu tentu terjadi karena banyak sebab dan aktor.
Investigasi tim independen juga mesti bisa memilah mana aktor intelektual dan mana yang sebenarnya hanya berperan sebagai pelaksana. Apalagi, dari kisah penyelidikan sejauh ini, tidak sedikit perusuh yang merusak dan menjarah di sejumlah tempat, termasuk Jakarta, justru digerakkan dari luar daerah itu. Siapa penggerak utamanya, itulah yang menjadi pertanyaan publik yang mesti mendapatkan jawabannya.
Baca juga: 6 Lembaga Bentuk Tim Pencari Fakta Demo Rusuh |