Crab mentality adalah istilah yang menggambarkan sikap tidak suka melihat kesuksesan orang lain. Istilah ini diambil dari perilaku kepiting dalam ember, yang ketika satu kepiting mencoba naik ke atas, kepiting lain justru menjatuhkannya.
Dari situ, muncul budaya negatif di mana orang yang melihat keberhasilan orang lain malah iri, dengki, dan menggosipkan agar kesuksesan tersebut tidak terlalu terlihat. Menurut Psikolog Anak dan Remaja, Sani Budiantini, crab mentality muncul sebagai cara sebagian orang yang merasa kurang berhasil untuk menutupi kekurangan mereka dengan menjatuhkan orang lain yang sukses.
“Orang yang sukses jadi tertutupi akibat perlakuan negatif tersebut,” kata Sani, dikutip dari tayangan Selamat Pagi Indonesia, Metro TV, Jumat, 10 Oktober 2025.
Dampak crab mentality ini bisa sangat berbahaya, terutama bagi
generasi muda. Jika sikap ini terus berlanjut, maka budaya yang terbentuk akan sangat negatif dan mengekang kreativitas serta motivasi.
“Ada dua kecenderungan seseorang dalam menghadapi tekanan,” ujar Sani.
Pertama, ada orang yang termotivasi melihat keberhasilan orang lain. Mereka mencari tahu alasan di balik kesuksesan tersebut dan menjadikan itu inspirasi untuk bangkit dan berkarya.
Sebaliknya, ada orang dengan mentalitas depresif yang justru mengalami penurunan kreativitas saat menghadapi tekanan. Mereka cenderung iri, dengki, bahkan memberikan
ujaran kebencian agar keberhasilan orang lain tidak terlihat.
Sani menekankan pentingnya membangun mental kreatif, yaitu sikap yang tidak menghakimi atau menjatuhkan kesuksesan orang lain, melainkan menjadikan mereka sebagai role model. “Kalau ada orang di media sosial yang membagikan pencapaiannya, reaksi orang yang kreatif dan sehat adalah melihatnya sebagai sesuatu yang bisa ditiru, bukan untuk dijatuhkan atau dikritik negatif,” jelasnya.
Pada akhirnya, crab mentality adalah budaya yang harus dilawan agar generasi mendatang tumbuh dengan sikap saling mendukung, menginspirasi, dan memotivasi satu sama lain. Dengan begitu, kesuksesan tidak lagi menjadi alasan untuk menjatuhkan, melainkan menjadi pemicu semangat untuk terus berkembang dan berkarya.