Chief Executive Officer (CEO) Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara, Rosan Roeslani memastikan praktk investasi Danantara akan dilakukan penuh kehati-hatian. Rosan memastikan pihaknya akan menghitung dengan jeli resiko secara terukur agar Danantara dapat berjalan optimal.
Rosan menyampaikan itu untuk merespons naskah revisi Undang-Undang BUMN yang menyebutkan kerugian Danantara bukan kerugian negara. Rosan mengungkapkan, kehati-hatian terus ditekankan terlebih dalam menjaga aset negara termasuk dalam berinvestasi.
Dia meyakini keuntungan akan datang ketika praktik investasi dilakukan secara baik dan benar sesuai dengan peraturan yang ada dan sesuai dengan prosedur. Rosan berharap pihaknya tidak akan mendapatkan kerugian lantaran telah melakukan cara dengan terstruktur.
"Kalau itu sudah dilakukan secara baik dan benar sesuai dengan peraturan yang ada, sesuai dengan dengan apa prosedur yang ada, apabila semua tahapan-tahapan itu sudah dilakukan dengan baik dan benar. Namanya juga berinvestasi kita tentu berharap untung," ujar Rosan seperti dikutip dari
Headline News Metro TV, Rabu 26 Februari 2025.
Rosan juga merujuk pada
naskah revisi Undang-undang BUMN yang tertulis bahwa keuntungan dan kerugian Danantara akan dianggap menjadi keuntungan dan kerugiannya sendiri dan tidak ditanggung oleh negara.
"Ada resiko rugi, tapi mesti lihatnya, misalnya kita investasi 10 saham dari 10. Satu rugi tetapi secara kumulatifnya untungnya besar," kata Rosan.
Rosan menyebut, kerugian tidak hanya dilihat dari satu sisi karena satu sisi bukan merupakan investasi secara menyeluruh. Ia mengungkapkan, aturan di seluruh dunia yang melakukan investasi adalah dengan melihat
keuntungan dari berbagai sisi.
"Kerugian yang satu itu bukan dilihat sebagai investasi yang secara menyeluruh. Karena di mana pun di seluruh dunia ini perlakuannya juga seperti itu," katanya.
(Zein Zahiratul Fauziyyah)
Streaming