10 January 2024 15:30
Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) akhirnya bisa memetakan sesar aktif yang menjadi pemicu gempa bumi di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat (Jabar), pada pergantian Tahun 2024. Sesar ini melintasi kawasan perkotaan Sumedang dari utara ke selatan, sehingga diberi nama Sesar Sumedang.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam jumpa pers, terkait perkembangan analisis sesar pemicu gempabumi M4.8 Sumedang dan hasil survei lapangan tim BMKG melalui zoom meeting, Senin, 8 Januari 2024, mengatakan setelah memperhatikan sebaran gempa bumi susulan, tatanan tektonik dan analisis mekanisme sumbernya, gempa bumi tersebut disebabkan oleh sesar aktif yang melewati Kota Sumedang.
"Awalnya belum terpetakan, untuk selanjutnya sesuai analisis data seismisitas BMKG menyebutnya sebagai Sesar Sumedang. Analisis ini dilakukan dengan memperhatikan lokasi episenter, kedalaman hiposenter dan mekanisme sumbernya," terangnya.
Menurut Dwikorita, BMKG pun menyatakan gempa bumi tersebut merupakan gempabumi kerak dangkal, akibat aktivitas sesar aktif. Dengan mekanisme sumber merupakan kombinasi antara pergerakan mendatar dan naik, berarah cenderung Utara-Selatan. Itu semua dapat terukur sehingga akhirnya bisa teridentifikasi patahan atau sesar apa yang menyebabkan gempa.
"Dengan identifikasi adanya Sesar Sumedang ini kami sudah berkoordinasi dengan Bupati Sumedang. Beliau memberi respon sangat positif dan segera menyempurnakan rencana tata ruang (RTR) wilayah di Kabupaten Sumedang serta menyempurnakan aturan standar bangunan tahan gempa," ungkapnya.
Pihaknya bersama Pemkab Sumedang segera memperkuat edukasi kebencanaan. Fakta yang ada, bukan untuk ditutupi atau dihindari, tetapi justru yang dihindari adalah bencananya atau risikonya.
Dwikorita menekankan Pemkab Sumedang, perlu melakukan evaluasi RTR Wilayah Kabupaten Sumedang dengan mempertimbangkan Peta Zona Bahaya Gempabumi serta pelamparan sesar aktif, Sesar Sumedang. Kemudian meminta evaluasi dan penerapan Building Code atau aturan standar bangunan tahan gempa berdasarkan Peta Mikrozonasi berbasis Peak Ground Acceleration (PGA).
"Juga edukasi dan sosialisasi kebencanaan yang berkesinambungan, terkait potensi bencana gempa bumi, maupun bahaya ikutannya, serta potensi bencana hidrometeorologi. Dalam hal itu BMKG siap untuk terus mendukung program edukasi tersebut," turutnya.
Pada Minggu, 31 Desember 2023, terjadi gempa bumi tektonik di Sumedang. Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempabumi yang terjadi memiliki Magnitudo 4,8. Lokasi episenter gempa terletak pada koordinat 6.85 LS dan 107.94 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 2 km Timur Laut dari pusat kota Sumedang dengan kedalaman pusat gempa (hiposenter) 5 km.
BMKG pun mencatat bahwa sebelum terjadi gempa bumi Magnitudo 4,8 ini telah didahului oleh gempa pendahuluan dengan magnitudo Magnitudo 4,1 kedalaman 7 km pada pukul 14.35 WIB dan Gempa kedua, Magnitudo 3,4 kedalaman 6 km pada pukul 15.38 WIB.